Mengenai Saya

Foto saya
I love writing, learning, cooking, watching some cartoon films such, sponge Bob, naruto, the legend of Aang.

Senin, 11 Oktober 2021

WRITING CHALLENGE_OKTOBER2021-RELA BERKORBAN

AYAHKU SANG PETANI
 Pandu tumbuh menjadi anak dengan postur tubuh yang lebih tinggi dan kekar dibanding teman-temanya di SD Karunia Alam desa Sindang Laya, kabupaten Ciamis Wetan. Kulit sawo matang tidak mengurangi kegantengan putra pak Siddiq, seorang petani dan juga peternak domba di Ciamis Wetan.      

           Hari Minggu itu, Pandu baru selesai membantu ayahnya menanam ketela pohon di ladangnya yang tidak seberapa luas. Pandu membantu pak Siddiq  menanamkan batang-batang yang telah diraut agar bisa menancap di tanah ladangnya. Pak Siddiq mengambil air dari parit kecil dekat ladangnya untuk membasahi tanah yang telah ditancapkan batang ketela pohon dan ubi rambat di bagian pinggir ladangnya. Pandu membantu membuat lajur-lajur tanah yang ada di tengah ladang kecil untuk dimasukkan biji kacang merah. Dengan rajinnya, Pandu menyelesaikan pekerjaan ayahnya. Ketika dia sedang menikmati pekerjaan di ladang bersama ayahnya yang banyak menjelaskan bagaimana menanam metode tumpangsari, dia mendengar suara Umar memanggil dari wilayah pematang sawah milik Pak Haji Imran. Umar berlari kecil sambil membawa telepon genggamnya menuju ke arah Pandu.

        “Pandu,  Didinya ditaroskeun ku Ibu Neti. Kunaon, teu asup sakola?”

Umar adalah sahabatnya sejak masih kanak-kanak. Mereka selalu saling membantu bila yang lain tidak punya. Pak Siddiq tahu kalau Pandu belum punya smart phone agar bisa mengikuti pembelajaran secara online. Meskipun rumah Umar berada di balik bukit setelah kepindahan rumah orang tuanya dari desa dimana sebelumnya mereka tinggal  dekat dengan rumah Pandu.

            “Eh.. heueuh, urang poho, mar.. jam sabaraha ayeuna?”

            “Ayeuna jam 10 euy.. geura, asup igh!”  ujar Umar.

        “Aduuh, Ayah.. Pandu kedah ka sakola yah, iyeu atosan nya..” ujarnya sopan ke ayahnya. Pak Siddiq langsung merespon dengan pandangan bersalah pada anaknya.

        “Nya mangga, sing enggal lengkah kasep” sambil terus memperhatikan dua anak tanggung itu menuju ke sebuah saung.

         “Ndu.. didieu weeh da pan urang mah mung ningali google meet, ceuk bu Neti”

          “Nya mar.. didieu weh, linggih na”

   “Assalamu’alaikum, bu Neti. Maaf ya, Pandu masuk sekolahnya telat.”

       “Alhamdulillah, iya nak. Tidak apa-apa. Kamu yang ikhlas dan gembira ya belajar”

      “Siap bu Neti!” ucap Pandu dan Umar berbarengan dan mereka tertawa bahagia.

Bu Neti sedang mengajarkan Pendidikan Kewarganegaraan pada anak-anaknya.

    “Anak-anak, ibu boleh bertanya pada kalian ya. Bagaimanakah bentuk rela berkorban menurut kalian?”

            “Bu  Neti, saya mau jawab?” sela Pandu

            “iya silahkan, nak”

           “Ayahku teh pan seorang petani dan peternak domba dia rela menjual dombanya hanya untuk membiayai saya sekolah. Benerkan bu” lanjutnya. Ibu Neti pun tersenyum bangga.

         “Ada lagi yang lain? Bagaimana pendapat Pandu benarkah dia?”

     “Kemarin Yayuk menangis bu. Ceunah teh uang tabungannya dicuri tea.. ning. Tah tos kitu teh Ega mantuan Yayuk ekeur meuli buku nu kedah dibaca tea. Kitu sami heunteu bu jeung rela berkorban teh”  tukas Sri Eka dan melanjutkan

        “Menurut abdi mah, Pandu teh bener bu. Urang oge bener nya ..Pan”

         ‘Kumaha didinya weh Sri..”  Jawab Umar sementara Pandu mengangguk-angguk kecil.

          “Urang mah teu satuju euy caritana si Sri. Bu Neti da yang diceritakan ku Sri mah tolong menolong bu menurut urang mah”

          “Eits... engke heula didinya teu satuju ku naon euy?” lanjut Sri Eka sementara Yayuk yang semula diam dan memperhatikan mereka, mulai angkat bicara.

         “Maaf ya teman-teman, yang diinginkan bu Neti cuma kalian mengerti atau tidak bagaimana rela berkorban menurut kita di kehidupan kita. Sri cuma menyampaikan yang dia tahu, hanya menurut saya kurang tepat. Jadi tidak usah berdebat” jelasnya ramah dan bijak.

           “Alhamdulillah, terimakasih Yayuk, Pandu, Sri Eka, Umar,  Lie Hoon, Deborah. Kalian memang anak-anak yang hebat. Ibu bangga pada kalian” ulas bu Neti singkat jelas dan padat.

      “Ibu berharap apa yang kalian pahami baik itu rela berkorban, tolong menolong, menghargai dan bijaksana, kalian laksankan dengan hati yang gembira. Rela berkorban itu kalian tidak berharap apapun dari yang telah mereka dapat.”

             “Siap bu” semua anak di kelas VI A  bersamaan.

      “Baik lah, anak-anakku yang sholeh dan sholeha terimakasih sudah masuk ke google meeting  hari ini. Karena sudah waktunya kalian untuk meneruskan berbuat baik di muka bumi ya. Selamat menikmati pembelajaran di alam ya nak”

          “Terimakasih ya bu, sudah mengingatkan kami”

 Bu Neti pun menutup pembelajaran dengan leave meeting. Umar dan Pandu berjalan beriringan menuju pematang sawah ke ladang ayah Pandu.

         “Uwa, aya nu kedah dibantosan deui teu.. Pandu jeung Abi, tos beres belajar tina google meeting”

      "Tos, Mar, Nuhun nya bageur.. sok kalian main weeh tos belajar mah. atawa bade makan siang mar kadieu... tos salsei da, uwa ge"

     "Iya mar, sok.. we ulah sok asa-asa, Ummi ngabawaan ransum na leuwih da.."

          "Nya, wa, jiga nah ngeunah iyeu lauk"

     "Sok.. mar..Uwa bade meuli handphone ekeur si Pandu belajar, mar. meuli na ti mana nya?  " Pak Siddiq menawarkan makanan untuk dimakan bersama.

        "Uwa teunang weeh, engke, urang ejeung Pandu ka toko di kota nya Pan. Tapi didinya bantuan urang euy..urang teu ngarti Matematika nu pak Hasan jeulaskeun kamari"  

          "Siap, "


####

 

                                                                 



Sabtu, 25 September 2021

LOMBA BLOG BULAN BAHASA & SUMPAH PEMUDA - GURU PENGGERAK INDONESIA

 

PEMUDA...


YUK, TUNJUKAN KARYA


 TERBAIKMU!

Oleh

     Diah Trisnamayanti, S.S.    


gambar Mind Mapping Murid

 

Assalamu’alaikum,                                                                   

Salam Guru Penggerak, Salam Literasi.

Namaku Diah Trisnamayanti, pengajar Bahasa Inggris yang sudah mengajar kurang lebih 10 tahun  di SMKS MedikaCom Kota Bandung - Jawa Barat. “Sudah layakkah aku menjadi guru penggerak Indonesia?”

PEMUDA.. YUK, TUNJUKAN KARYAMU!

Bangsa Indonesia adalah bangasa yang besar tidak hanya terlihat pada kepulauan yang dimiliki, kekayaan bahkan penduduknya. Pemuda-pemudi Indonesia adalah Pemuda yang besar melalui cara berpikirnya.

Masih ingatkah semboyan Ki Hajar Dewantoro “Ing Ngarso sun tulodo, Ing Madya Mangun kerso, Tut Wuri Hadayani”?

ING NGARSO SUN TULODO

Guru sebagai suri-tauladan bagi muridnya. Dia harus terdepan dan memberi contoh tentang perilaku, perkataan dan pola berpikir.

Medan perangku sebagai guru adalah kelas. Murid-muridku ku anggap sebagai prajurit yang harus maju ke garis depan; sudah pasti mereka harus dibekali strategi yang mumpuni dalam peperangan melawan perilaku negatif, perkataan tidak baik, dan pemikiran tak terlihat yang akan menghancurkan mereka dan bangsa besar ini.

Oleh karena itu, aku harus memberitahukan kepada mereka bagaimana mereka melangkah, bagaimana mereka bersikap, berperilaku, berbudaya, serta mengambil kesempatan untuk masa depan mereka yang lebih baik.

Aku terus belajar agar mampu mengungkapkan strategi yang mudah diserap bagi kebaikan anak-anakku di masa depan. Trik menghadapi kehidupan dengan sesama jenis, lawan jenis, proses berumahtangga baik dalam mengambil keputusan maupun bekerja sama antar anggota keluarga, sampai pada sikap bekerja dan memecahkan persoalan pekerjaan harus terkait pada kepercayaan yang dianut.

 ING MADYO MANGUN KARSO

Seperti telah diketahui, guru harus berkolaborasi dengan sesama teman sejawat, siswa dan orang tua,

Aku teringat setahun lalu ketika awal pandemi berlangsung. Siswa-siswaku yang semula ceria dan penuh semangat, tiba-tiba berubah. Aku panik menghadapi ini.

Jelas sejak itu, aku mondar-mandir ruang Bimbingan Konseling. Bukan aku yang stress, tapi aku tidak tahu bagaimana menghadapi persoalan yang setipe ini.

Uniknya, Guru bimbingan konseling di SMKS Medikacom, lima  tahun silam, dia masih sebagai siswa ku di kelas. Saat ini dia adalah rekan kerjaku. Namanya Irfa’u Fatkiani Azzahri, S.Ag. Dia belajar di j
urusan Rekayasa Perangkat Lunak, SMK MedikaCom. Melanjutkan kuliah di UIN Sunan Gunung Djati jurusan Bimbingan dan Konseling selain passion, dia juga perduli pada adik kelasnya. Dia ingin memperbaiki dan meningkatkan nilai pembelajaran bagi murid SMK.

Kita berdiskusi banyak hal. Aku membantunya mengurai benang merah siswa yang memiliki masalah komunikasi interpersonal, sebaliknya dia juga banyak membantu dengan teori-teori dasar pembimbingan yang terbaru. Mengapa aku harus membantunya ditengah kesibukanku mengajar? Murid bukan seonggok daging segar yang diberi hati, jantung dan otak yang harus dijejali ilmu rekayasa manusia; tetapi dia diciptakan untuk merasakan, melihat, menimbang, menguatkan agar mampu bertahan dalam kehidupan yang diberikan Tuhan padanya. Jika Irfa’u harus bekerja sendirian menghadapi ribuan siswa di sekolahku yang memiliki rasa yang berbeda, maka aku adalah guru yang tidak punya hati nurani.

                                 Gambar  murid random kesulitan belajar Daring

    Aksi kita di masa pandemi memanggil random murid bermasalah dalam belajar daring; dikumpulkan, diberikan kertas untuk menggambarkan mind mapping kehidupan dan pendidikan mereka. Ini berguna untuk mengidentifikasi permasalahan mereka. Setelah mendapatkan, kita membagi tugas untuk menggali lebih dalam kesulitan belajar daring di rumah versi orang tua. Ibu Irfa’u menginformasikan permasalah yang dialami ke pihak pengelola sekolah. Sementara aku mengajak guru yang perduli dengan muridnya untuk bersama menjalankan pola interview yang tidak formal alias sambil mengobrol dengan orang tua murid. Ternyata masih banyak guru yang perduli. Ada yang dapat menyelesaikan persoalannya, meskipun masih ada juga orang tuanya yang tidak perduli. Biasanya kita selesaikan dengan cara home visit.

    Cerita berbeda ketika aku berkolaborasi dengan teman-teman guru bahasa Inggris. Kebetulan aku ditunjuk sekolah sebagai Guru Koordinator Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jumlah guru bahasa Inggris di sekolahku hanya empat orang untuk tujuh program kejuruan yang dibuka satu diantaranya laki-laki. Satu sama lain berusaha membantu dan mendukung yang lain bila ada masalah terjadi.

    Hebatnya, mereka justru yang meminta diadakannya kegiatan yang berhubungan dengan olah karya dalam bentuk try out: peer teaching, sebelum kita terjun ke kelas, kita menguji coba dengan sesama teman. Dari kegiatan ini, banyak sekali yang kami praktikan di dalam kelas. Kami saling berbagi tip dan trik dalam mengatur kelas dan mengendalikan digital  tools. Begitupun kemampuan komunikasi langsung, dengan siswa dan teman. 

                                         Gambar Peer Teaching MGMP Bahasa Inggris SMK MedikaCom


TUT WURY HANDAYANI

Aku senang mendukung teman-temanku yang mengikuti lomba bersama anak-anak didiknya, mendukung bagaimana mereka mengolah karsa baik dalam pelatihan atau kegiatan khusus penerimaan tamu. Karena dengan begitu teman-temanku bertambah wawasan dan kemampuan mengelola diri, kelas dan orang lain.

Ada yang mengikuti kegiatan Webinar pendidikan bersama dengan WISE Organization yang bermarkas di Uni Emirat Arab, atau World Class School yang bermarkas di negara Amerika Serikat. Bahkan kita masuk ke VLC Indonesia wadah bagi guru bahasa Inggris untuk melancarkan speaking dengan menggunakan critical thinking.









Nama Lengkap      :   Diah Trisnamayanti, S.S.

Email                    :  diahtrisnamayanti@gmail.com

No. Tlp                  : 0812 1481 1115





Minggu, 12 September 2021

AISEI WRITING CHALLENGE-Menulis Cerita Anak

   MEMANJAT POHON

Oleh

Diah Trisnamayanti, S.S.






















































#30daysreadingstorywithyourkids
%Onedayonestory















 Diah Trisnamayanti adalah Nama yang diberikan Orang tua saya. Ms Di, panggilan anak-anak murid saya, Lahir di Jakarta 31 Mei 1968. sudah lebih dari setengah abad hidup di dunia. Mengajar di SMKS MedikaCom Bandung.  Motto Semangat Hidup harus tetap muda dan terbarukan. 





Kamis, 01 Juli 2021

AISEI WRITING CHALLENGE-JUNI 2021

 Sabtu, 3 Juli 2021


SILA KELIMA PANCASILA


KEADILAN SOSAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Pancasila Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Filosofi orang tua harus merasakan semua rasa dari kue yang dibagi itu; bukan hanya sekedar rasa, tapi makna terbesar adalah berbagi rasa makanan yang ada di dalamnya sama besar dalam kue-kue itu.

Pembelajaran hukum keadilan selama ini memang sangat perlu hati-hati dalam mengaplikasikan di kehidupan. Al qur’an dapat memandu untuk mempelajari bagaimana sebaik-baiknya adil itu. Bukan ukuran atau banyaknya yang sama. Tetapi muatan di dalamnya.




AISEI WRITING CHALLENGE-JUNI 2021

 Senin, 30 Juni 2021

KEADILAN VERSI SEDERHANAKU

Pancasila Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Otak saya terkadang seringkali error jika berhubungan dengan keadilan. Kenapa tidak? Ketika masih kecil almarhumah Ibu saya tercinta memperlakukan empat orang putra-putrinya dengan sangat adil dengan cara membagi kue yang menjadi snack kegiatan di kantornya dengan empat bagian. Filosofi beliau, keempat anak beliau harus merasakan semua rasa dari kue yang dibagi itu; bukan hanya sekedar rasa, tapi makna terbesar adalah terbagi sama besar dalam kue-kue itu.

Ternyata benar, ketika kami menemukan ayah ibu kami wafat, tak ada satu diantara kami yang memiliki hak yang lebih besar diantara satu dan lainnya. Semua dari kami memahami besar kecilnya peninggalan orang tua bukan sebagai hal yang perlu diperdebatkan, tapi bagaimana mengaturnya agar adil dan benar-benar dijalankan dengan lebih mendalam bagi seluruh anggota keluarga. Bukan hanya anak, tetapi cucu sampai cicit setidaknya dapat merasakan peninggalan (warisan) itu.

Pembelajaran hukum keadilan selama ini memang sangat perlu hati-hati dalam mengaplikasikan di kehidupan. Sejujurnya saya secara pribadi mengacungkan jempol pada panduan Al qur’an yang saya yakini karena di sana saya dapat mempelajari bagaimana sebaik-baiknya adil itu. Bukan ukuran atau banyaknya yang sama. Tetapi muatan di dalamnya.

Islam mengajarkan pembagian hak waris antara lain sebagai berikut sederhananya; jika wanita mendapat 1 kali  maka laki-laki mendapatkan 2 kali dari wanita. Kalau dilhat dari banyaknya sudah pasti dianggap sebagai ketidakadilan. Pemahaman yang mungkin perlu diketahui bahwa laki-laki harus menjadi tulang punggung bagi keluarga jika ayahnya wafat, dia yang melindungi ibu serta saudara perempuannya. Tanggungjawab


AISEI WRITING CHALLENGE-JUNI 2021

 Sabtu, 28 Juni 2021

SILA KEEMPAT PANCASILA



KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT/KEBJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN

 

Intinya Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat/kebjaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan sangat diperlukan dalam mengambil arah strategis yang akan diberlakukan di dalam masyarakat. Masyarakat harus jujur mengungkapkan pendapatnya baik itu negatif atau positif, kontra atau pro, perlu dikaj dan pemimpinlah yang memilhkan untuk rakyatnya yang terbaik, menegaskan pola pelaksanaan sebijak mungkin, menetapkan langkah strategis terbaik dengan tegas agar dapat diikuti oleh rakyatnya. Bawahan dari pemimpn bukan hanya mengekor tapi memberikan dukungan atas kebijakan yang diambil pemimpin. Fokusnya pemimpin harus memikirkan cara terbaik mensejahterakan rakyatnya bukan sebaliknya. 

AISEI WRITING CHALLENGE-JUNI 2021

 Senin, 22 Juni 2021

        CERITA DIBALIK SILA KEEMPAT

Pancasila Sila Keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat/kebjaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Dalam benak saya berjuta keanehan yang muncul. Tidak ada ide sedikit pun di sana. Saya coba telusuri segala kegiatan yang bermakna sila keempat ini. Bukan dicocok-cocokan sebenernya, tapi saya sedang mempelajari kembali makna terdalam dari sila keempat ini dalam kehidupan saya atau kehidupan orang lain yang bisa saya lihat sebagai bentuk Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat/kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Pak D. Susanto telah menyampaikan bagaimana sulitnya pemimpin atau siapa saja yang membaca sila ini di depan umum. Di masa pandemi kali ini, segenap warga Rukun Tetangga dan Rukun Warga di wilayah komplek tempat tinggal saya memberitahukan untuk tdak terlalu banyak mobilitas. “Just stay at home”

Itulah yang disampaikan seorang pemimpin di wilayah komplek saya melalui toa dan mobilnya yang mengelilingi jalan-jalan perumahan. Di belakangnya dia mengajak jajarannya menyemprot semua rumah-rumah kami dengan disinfektan. Kami pun tdak ada yang banyak keluar kecuali membeli kebutuhan logistik. Pemilik-pemilik warung dihimbau oleh ketua RW untuk menutup warungnya jam 18.00. Pantas saja ketika saya harus membeli telur untuk nasi goreng di jam 19.00, jalan di rumah sepi dan tak ada warung satupun yang buka. Alhasil nasi goreng tinggal kenangan, beralih dengan mie instan lagi, mie instan lagi.. Demi mewujudkan kerakyatan yang dipimpn oleh hikmat yang rela menahan keinginan membuat nasi goreng di malam hari, biar besoknya saja.

Begitu patuhnya masyarakat pada pemimpinnya karena sudah ada kejadian 27 orang yang beberapa adalah anak-anak terpapar covid19 di wilayah kami dan 1 diantarnya harus wafat maka mereka yang terpapar harus melaksanakan ISOMAN di rumahnya masing-masing. Sementara warga lain, harus mengurangi mobiltas agar tracking virus bisa terdeteksi dengan mudah. Sholat berjama’ah masih dilakukan dengan catatan, protokol kesehatan harus dilakukan lebih ketat lagi.

Hari ini adalah minggu kedua kami melakukan sistem disiplin mandiri untuk melawan covid19. Kami belum tahu sampai kapan penurunan angka orang yang terpapar dapat segera terdeteksi, semua itu harus dengan ketulusan memahami pola imun agar satu dengan lain mewaspadai gejala yang terjadi serta jujur melaporkan pada pemimpin terdekat untuk segera diambil keputusan terbaik bagi banyak warga lainnya.

Alhamdulillah pihak RW kami sigap dengan mengumumkan keluarga yang terpapar dan berpegang erat untuk pelaksanaan kedisiplinan penyemprotan tiap jalan di perumaham serta menutup mobilitas jalan dari komplek lain masuk ke komplek kami, agar mampu menetapkan langkah tracking covid di wilayah kami. Semua memang bukan dari warga kami, tetapi dari luar warga kami yang kebetulan bertemu dengan salah satu warga kami.

Intinya Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat/kebjaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan sangat diperlukan dalam mengambil arah strategis yang akan diberlakukan di dalam masyarakat. Masyarakat harus jujur mengungkapkan pendapatnya baik itu negatif atau positif, kontra atau pro, perlu dikaj dan pemimpinlah yang memilhkan untuk rakyatnya yang terbaik, menegaskan pola pelaksanaan sebijak mungkin, menetapkan langkah strategis terbaik dengan tegas agar dapat diikuti oleh rakyatnya. Bawahan dari pemimpn bukan hanya mengekor tapi memberikan dukungan atas kebijakan yang diambil pemimpin. Fokusnya pemimpin harus memikirkan cara terbaik mensejahterakan rakyatnya bukan sebaliknya.