Mengenai Saya

Foto saya
I love writing, learning, cooking, watching some cartoon films such, sponge Bob, naruto, the legend of Aang.

Sabtu, 26 Desember 2020

#Day22DesAISEIWritingChallengeTakKenalDisleksia,MakaTakSayang!



Tercapainya tujuan pendidikan dengan cara salah satunya memahami karakter peserta didik (siswa). Saya bukan psikolog dan juga ahli terapi disleksia. Saya hanya sebagai guru  yang perlu belajar tentang bagaimana melayani anak berkebutuhan khusus dengan penderita disleksia di kelas. Mungkin berbagi pengalaman, bagaimana menangani anak disleksia yang kebetulan anak saya mengalami hal ini ketika dia berusia 5 tahun sampai dengan kelas 3 SD. Dia selalu menulis huruf “d” menjadi “b” menulis angka “3, 5, 6 dan 9” terbalik.  

Ternyata, anak usia balita (bawah lima tahun) belum dapat terdeteksi disleksia. Ketika sudah menginjak usia sekolah dasar dan mulai belajar membaca, anak penderita disleksia baru akan terlihat gejalanya.

Penyebab disleksia sampai dengan saat ini belum dapat diketahui secara pasti. Tetapi pemicu terjadinya disleksia, bisa diantara nya sebagai berikut:

a.    Terkena infeksi paparan nikotin, alkohol atau NAPZA saat kehamilan

b.    Lahir prematur atau berat badan sangat rendah

c.    Riwayat keturunan disleksia pada keluarga

Ibu Kurnia Mega, M.Psi, Psikolog.  mengungkapkan bahwa Disleksia bukan penyakit. Disleksia, yang ditinjau tulisannya oleh dr. Tjin willy dalam Alodokter, sebagai bentuk gangguan belajar.  Gangguan ini diawali dengan gejala kesulitan membaca, menulis, mengeja.

Penderita Disleksia ini memiliki kesulitan mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan, merangkai huruf tertentu, dan mengubah huruf menjadi sebuah kalimat. Jika dihubungkan dengan kesehatan, disklesia merupakan ganguan saraf di bagian otak ketika memroses bahasa. Oleh karena itu, disklesia tidak mempengaruhi kecerdasan seseorang.

Guru atau orang tua perlu mengetahui gejala-gejala awal siswa/anak kesulitan belajar, antara lain:

1.   Kesulitan berbicara dibanding anak usianya

2.   Kesulitan menemukan kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan

3.   Kesulitan belajar bahasa asing

4.   Kesulitan mengucapkan kata “asing” tertentu

5.   Kesulitan memahami pembicaraan yang didengar

6.   Kesulitan mengingat sesuatu

7.   Lamban dalam menyelesaikan tugas menulis dan membaca

8.   Lamban dalam mengingat bunyi huruf

9.   Sering menulis terbalik “kit”, angka “e” ketika diharapkan menulis “tik”, angka “3”

10.  Sulit membedakan huruf “b” dengan “d”,  “m” dengan “w”,  angka “6” dengan “9” atau terbalik menuliskannya.

11. Sering salah mengucapkan nama atau kata.

12. Sering menghindari aktifitas membaca atau menulis.

Ibu Kurnia Mega, M.Psi, Psikolog dalam bincang edukasi di InspirAction Sabtu, 12  Desember 2020, sempat mengungkapkan apabila siswa/anak terindikasi disleksia; penanganannya harus secara khusus. Beliau menyampaikan juga bahwa siswa/anak disarankan untuk diperiksakan ke dokter atau psikolog.

 Dalam Alodokter, dr. Tjin Willy berpendapat bahwa dokter akan memberikan beberapa pertanyaan terkait; 1) riwayat keturunan di dalam keluarga, 2)  situasi dan kondisi dalam keluarga, 3) pengisisan kuisioner oleh anggota keluarga dan guru, 4) tes syaraf tentang fungsi syaraf otak dan gangguan syaraf lain, 5) tes psikologi agar dapat terdeteksi tingkat kecemasan, depresi dan kesulitan yang menggagu proses belajarnya, 6) tes akademis oleh ahli di bidangnya sebagai pertimbangan tentang tingkat disleksia yang diderita seseorang.  Apabila telah melalui proses ini, penderita akan menerima langkah pengobatan yang lebih tepat dari ahlinya.

Fonik diketahui sebagai salah satu metode pengobatan yang efektif bagi penderita disleksia. Dengan metode ini, penderita dapat: 1) mengenali bunyi kata, 2) menulis dan mengeja kata, 3) memahami huruf dan susunannya, 4) membaca kalimat  dengan tepat, 5) menyusun kalimat sendiri.

Setelah mempelajari penyebab dan metode pembelajaran siswa (anak) disleksia; saya sebagai orang tua dan guru, yang pernah juga menghadapinya, perlu melatih daya ingat siswa (anak) melalui membaca keras. Khusus kata yang sulit diucapkan atau dituliskan perlu dibaca berulang-ulang dengan bunyi yang tepat.

Trik tertentu perlu dicoba ketika melatih siswa (anak) disleksia. Dia hanya perlu diyakinkan dapat melakukan penyusunan kata dalam kalimat, atau mengingat bentuk angka yang benar. Kesabaran melatih siswa (anak) disleksia merupakan dukungan terbaik agar dia percaya diri mengungkapkan kemampuannya.

 

Daftar Pustaka

https://www.alodokter.com/disleksia

Irdamurni1 , Kasiyati2 , Zulmiyetri3 , Johandri Taufan4, “Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018; MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU PADA PEMBELAJARAN MEMBACA ANAK DISLEKSIA”, Universitas Negeri Padang, Indonesia, 2018.


2 komentar:

  1. Anakku dua2nya prematur buk..tp alhamdulilah.. Allah karuniakan lebih pd ank kmi..

    Teri.ksih tulisannya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. subhanallah. semoga selalu terjaga kecerdasannya ya bu.

      Hapus

your opinion