Mengenai Saya

Foto saya
I love writing, learning, cooking, watching some cartoon films such, sponge Bob, naruto, the legend of Aang.

Minggu, 31 Januari 2021

#Day29Jan2021AISEIWritingChallangeEpisodeBonekaBernyawa

 

BINGKISAN BAGIAN 2



Boneka Bernyawa

        “Mama, letakkan dimana bungkusan itu?”

       “itu, di dekat buffet pa”

        “Yakin, di sana?”

        “Benar, pa”

        “Yang ini, bukan?” dr. Rahadian yang  berperawakan tinggi, sedikit kurus, berkumis tipis, dengan kacamata minus 3 anak seorang wedana di kotanya, ramah, dan banyak teman adalah juga suami Adriana memberikan bungkusan berwarna hitam.

        “Iya, pa.. ini; ko papa bisa tau? Memang sudah dibuka sama papa?”

        “Itu bungkusan hitam tergeletak di jalan waktu aku mau belok ke jalan rumah kita, mobilku ndak bisa maju, ma. Pas aku lihat, bungkusan hitam ini mengganjal jalan roda mobilku”

        “Ko bisa ada, di jalan?” dr. Rahadian memberikan respon dengan mengangkat bahunya.

        “Sekarang, lebih baik kita kirim kembali bingkisan ini ke Mr Khock ya”

        “Iya Pa.”

        “Salsa masih panas tapi ma.” Kasih minum air putih dulu atau susu dulu, ma; aku bikin puyer dulu.”

        “Salsa.. sayang, mimi dulu cantik” Adriana membangunkan anaknya.

        “Mama..”

        “iya sayang, mama di sini” rasa hati Adriana melihat putrinya yang ceria mendadak seperti setengah mayat, membuatnya hancur hatinya.

        “Ya Allah.. sembuhkan anakku” ungkap do’anya dalam hati terus menerus sambil memberikan minum pada putrinya.

        “Mama, itu jangan.. huahuhuhu...; kirim itu.. jangan.. huhuhu. Itu buang aja. Itu buang aja.” Salsa menangis tersedu ketika melihat mamanya membawa bingkisan.

        “Loh.. kenapa sayang. Ini mungkin Mr. Khock wrong to send.”

        “Ndak mau.. ndak mau; jangan kirim, buang aja.. buang aja” Salsa terus menangis dengan keras.



        “Iya... iya mama buang aja.” tetapi rasa penasarannya terus bergayut. Adriana memandang suaminya dan berusaha mencari jawabnya. Suaminya hanya memandang dengan penuh rasa ingin tahu.  Rahadian akhirnya, mencoba menggendong anaknya. Membawanya bermain di luar setelah mencuci tangan dan mengganti baju kerjanya. Rahadian bermain sambil terus memikirkan apa yang istrinya katakan. Salsa bermain dengan riangnya bersama anak-anak lain di taman perumahan itu.  Kriiingg....

        “Ya.. Ma, ada apa?”

        “Pa.., Salsa gimana? Masih menangis?”

        “Sudah berhenti. Dia sedang main dengan temannya tuh. Kamu sudah hubungi Mr. Khock?”

        “Iya, dia hanya menjawab keep strong your faith, sayang. Apa maksudnya ya?, ketika aku mau menanyakan lebih dalam telponnya hanya bunyi teriakan... Pa, aku ko merinding jadinya, ya.”

        “Teriakan? Suara teriakannya kamu kenal? Apakah suara Mr Khock?”

        “Iya. Kemudian ada suara menggeram”

        “Masya Allah!! Salsa, sini nak. Jangan jauh-jauh ya; mainnya” Salsa mengangguk. Lima menit setelah itu, Salsa tergeletak pingsan di dekat permainan seluncur di taman komplek. Rahadian langsung menggendong Salsa. Dia memerikas anaknya. Adriana yang diberitahukan Rahadian langsung menuju taman komplek.

        “Anakku... Salsa..” menepuk pipinya dan memeluknya penuh sayang.

        “Pa, kenapa Salsa”

        “Nanti di rumah saja.” Rahadian mengatakan itu sambil melihat sekeliling yang sudah dipenuhi orang-orang yang sedang bersantai di taman komplek berkerumun mendekati Rahadian Salsa dan Adriana. Adriana mengangguk setuju. Mereka berjalan sekitar delapan menit untuk sampai ke rumah mereka. Sesampainya di rumah, Salsa yang sudah sadar terbangun dan mendekap ibunya sangat erat. Dia tidak mau turun dari gendongannya dan matanya selalu terpejam.

        “Sayang, cantik. Ada apa?” tanya Asriana pada anak yang usianyapun belum genap 5 tahun.

        “Buang, Mama. Buang..Aca ndak mau liat”

        “Iya, papa buang bingkisannya.”

Rahadian membawa bingkisan itu untuk dibuang di tong sampah dekat rumahnya. Lalu mencoba menelpon Mr. Khock yang dijawab oleh seorang perempuan. Dia mmeperkenalkan diri sebagai sepupu Mr. Khock. Dia mengatakan Mr. Khock sedang di ICU karena medapat serangan jantung tadi pagi.

Sepertinya ada kejanggalan. Lalu Rahadian menanyakan keberadaan Istri dan anak Mr. Khock. Perempuan itu menyampaikan bahwa Mr. Khock hidup sendiri. Istrinya melarikan diri bersama anaknya 5 tahun yang lalu. Rahadian teringat waktu lima tahun lalu Dia bertemu Mr. Khock di sebuah seminar tentang Biochemistry dan Virus di Jerman. Beliau dan Istrinya masih bersama karena saat itu dia video call dengan istrinya dan kedua anaknya yang sudah berusia 18 serta 20 tahun. Kebetulan dia berada di satu kamar yang sama.

“Excuse me; can we video call this time?” pinta Rahadian.

“Soory, we are busy!” cetusnya dan menutup telpon.

Rahadian melihat Salsa yang masih ditemani Adriana, istrinya. Degub nadinya cukup teratur, artinya Salsa sudah meulai tenang.

Dia pun sudah lebih tenang untuk berpikir tentang hubungan Mr. Khock, dan Boneka itu. Kesadarannya nampak lebih baik. Perlahan-lahan Adriana bertanya pada Salsa didampingi Rahadian.

        “Tadi, Salsa kenapa? Pusing?”

        “Iya ma. Salsa kaget lihat ada om brewok bajunya hitam. Giginya runcing kayak kucing. Dia mau makan papa”

        “Haaa?” ayah dan ibu Salsa ini terkejut mendengar penuturan Salsa.

        “Om Brewok gimana wajahnya nak? Memang Salsa kenal dia?”

        “Engga, aku. Enggak kenal dia ma; aku bilang kan om itu badanya gede. Brewokan giginya runcing.” Sambil bermain mainan miliknya.

        “Salsa pernah mimpi itu, kan ya? Salsa takut dengan dia? Ko Salsa bisa pingsan”

        “Salsa mau main dulu ya ma” ucapnya menggantung pertanyaan Adriana. Sambil mengkoreksi tugas-tugas anak didiknya dia menanyakan kebingungannya pada suaminya.

        “Pa, Ko Salsa dengan Mr. Khock bisa seperti sehati ya?”

        “Nah, itu yang aku juga bingung. Kecurigaanku sepertinya keponakan Mr. Khock ini punya maksud terselubung deh.”

        “Memang kenapa begitu pa? Apakah dia yang membuat semua ini terjadi?”

        “Dia bilang sibuk saat aku tanya lebih jauh tentang Istri dan anak-anaknya Mr. Khock lalu menutup telpon”

        “Aku inget pa, Mr. Khock menyebutkan chip sebelum teriak tadi” Rahadian langsung mengambil bingkisan dari tempat sampah dan membongkar boneka. Dia menemukan chip di kelopak mata boneka. Dan dia masukkan kembali kapas dan bola mata buatan ke dalam bungkusnya, kecuali chip yang ditemukan.

        “Ini mah, kita buka ya”  jam menunjukkan pukul 19.21 waktu Indonesia bagian barat.

        “Waduh ma. Berat. Ini kode internal diplomatik. Tapi kenapa Mr. Khock kirim ke kita? Bukankah kita tidak ada hubungan keluarga atau kerja ya ma?”

        “Coba deh pa, inget-inget papa dan Mr. Khock, bisnisnya itu berkaitan dengan apa? Terus kenapa dia berpesan keep strong your faith?  Keyakinan beliau dengan kita berbeda. Dia tidak percaya tahyul. Dia orang yang logikannya kuat. Tetapi dia sampaikan bilang ke kita keep strong your faith. Apa juga hubungannya dengan Salsa? Ko bisa pingsan di waktu yang sama dengan Mr. Khock pingsan yaitu pukul 10.13?”

        Makin malam, Adriana dan Rahadian terlihat sedikit kelelahan. Setelah menjalankan shalat isya mereka tertidur. Namun sebelumnya mereka melihat perkembangan Salsa yang tertidur dipangkuan mamanya saat orang tuanya berdiskusi dan bercanda.

        Pukul menunjukkan 01.18. ketika jam di rumah keluarga kecil itu berdetak keras. Gubrakkkk!! Boneka yang telah hancur berjalan ke arah jendela kamar rumah bernomor 2 di komplek itu. rumah rhadian berada 3 rumah dari nomor tersebut.

        Sembilan hari setelah kejadian di rumah Adriana. Tetangga di No. 2 mengibarkan bendera kuning. Adriana melayat ke rumah tersebut bersama suaminya. Salsa di tinggal di rumah bersama adik Rahadian, yang kebetulan bertandang.  

        Tidak sengaja Rahadian dan Adriana melihat boneka itu di sisi mayat. Beberapa bapak-bapak menceritakan bahwa sembilan hari lalu ada bayangan masuk melewati jendela. Dan yang menemukannya adalah anak yang punya rumah yang berusia 5 tahun. Setelah itu, jasad korban terdeteksi seperti serangan jantung tetapi lebam mayat hanya terlihat di sebelah kiri, tidak di bagian punggungnya. Karena almarhum ditemukan seperti tertidur pulas. 



2 komentar:

your opinion