Mengenai Saya

Foto saya
I love writing, learning, cooking, watching some cartoon films such, sponge Bob, naruto, the legend of Aang.

Minggu, 19 Desember 2021

AISEI Challenge Desember 2021 Week 3

 

BOLEH BERTANYA?

Astri dan Rina teman sekelas SD Perkasa. Mereka selalu saling mendukung dalam belajar. Asri lebih senang dengan pelajaran bahasa Indonesia sementara Rina selalu mampu menjawab jika Ibu Wiwi menjelaskan pelajaran IPA.

Setiap hari Kamis, mereka pasti belajar bahasa Indonesia dan IPA. Betapa senangnya mereka menunggu Ibu Wiwi mengajarkan materi baru.

“As.., kamu sudah cobain atau belum kalau es dimasukin gelas kaleng, kita jerang di atas kompor. Es mya jadi bagaimana?”

“hihihi.. ya itu mah dimasak esnya, jadi es panas dong..”  jawab Rina sambil tertawa dan meneruskan menulis puisi di buku tulisnya.

                “Aih kamu, belum coba ya? Ada asapnya lucu deh. Terus tiba-tiba berubah menjadi cair dan mendidih blubek.. blubek bunyinya” jelas Rina. Kemudian melanjutkan pembicaraan dengan penuh kebahagiaan dan keceriaan diantara mereka sebelum akhirnya pak Gunadi guru kelas IPA III b datang ke kelas mereka.

                  “Selamat pagi anak-anak. Hari ini kita belajar tentang pertumbuhan hewan amfibi ya” semua anak mengucapkan salam yang sama.

                  “Pak, bolehkan saya bertanya?” Astri mengucapkan sambil mengangkat tangannya.

                  “Boleh. Apa pertanyaanya, nak?”

                  “Ibu Wiwi kemana ya pak?”

                  “Oh iya, bapak lupa menjelaskan. Hari ini Ibu Wiwi tidak bisa hadir menemui kalian. Oleh karena itu, bapak menggantikan hari ini tugas beliau”

                  “Baik pak” jawab Astri dan Rina serta beberapa anak lain kompak.

                  “Kita lanjutkan belajar ya. Kalian pernah lihat katak?” tanya Pak Gunadi.

                  “Kemarin di sawah saya lihat pak” jelas Yusuf

                  “Bagus”

                  “Katak adalah salah satu hewan yang hidup di dua alam”

                  “Alam dunia dan akhirat ya pak” jawab Hidan sementara yang lain tertawa termasuk pak Gunadi.

                  “Maaf ya Hidan. Bukan itu maksudnya. Hidup di dua alam, katak dapat hidup di darat dan di air. Hewan ini punya kelebihan dengan memiliki 4 pernapasan. Mau tahu apa saja, kalian baca dahulu buku pegangan IPA hal 25 ya”

                  Anak kelas 3 A membuka buku bersamaan. Salah satu diantara mereka membacakan dengan lantang isi di halaman dua puluh lima. Tiba-tiba Rina yang sejak tadi asyik mendengarkan temannya membaca, menunjukkan tangannya.

                  “Pak, bolehkan saya bertanya?”

                  “Tentu, boleh. Apa pertanyaan mu nak?” Pak gunadi menjawab

                  “Saya penasaran, apa bedanya katak dan kodok? Apa saja yang termasuk hewan amfibi itu?”

                  “Terimakasih ya nak. Pertanyaannya mu bagus sekali. Sebelum bapak jawab kira-kira ada yang tahu bedanya kodok dan katak”

                  “Saya pak. Katak mah pendek, kodok mah panjang kecil” jawab Rahma

                   “Ada lagi yang tahu?”

                   “Saya, pak. Kodok gede.. tapi katak langsing kecil. Kodok mah kakinya pendek jadi lompatnya juga pendek. Tapi katak karena kecil dan kakinya panjang, lompatannya jauh” Jelas Randi.

                   “Bagus, sekali Randi. Seperti yang Randi sampaikan, perbedaan Kodok dan Katak. Kodok tampilannya lebar dan besar, kulitnya kering dan sedikit kasar. Kakinya pendek sehingga lompatannya tidak terlalu jauh. Sementara Katak bentuknya kecil langsing, kulitnya licin berlendir dan kakinya panjang, maka lompatnnya bisa jauh. Apa saja yang termasuk hewan Amfibi? Kodok, Katak, salamender, buaya” jelas Pak Gunadi. Lalu beliau melanjutkan

                 “Apakah itu dapat menjawab pertanyaanmu Rina?”

                 “Insya Allah sudah terjawab penasaran saya. Jadi ke empat hewan itu punya insang dan paru-paru ya pak?”

          Ketika pak Gunadi akan menjawab bel berbunyi sangat nyaring dan jam pelajaran IPA sudah selesai.  Mereka harus berisitirahat terlebih dahulu. Sebelum melanjutkan ke pembelajaran berikutnya. 



AISEI Challenge Desember 2021 Week 4

 

KELERENG KITA

             Istirahat pelajaran tatap muka hari Jum’at belum berakhir. Siswa SD Perkasa kelas 3, masih berada di lapangan sekolah. Mereka sedang bermain kelereng. Ada lingkaran yang berbentuk lubang dan kelereng disusun rapi di dalamnya. Pemain kali itu hanya tertinggal dua orang, Randi dan Yusuf. Sebelumnya Irwan, Dudi, Odih, dan Ridwan bermain bersama mereka. Namun seiring waktu istirahat yang hanya tiga puluh menit maka Randi dan Yusuf yang bertahan.

            Yusuf dan Randi berdiri sekitar sepuluh langkah dari bulatan yang mereka buat agar mereka dapat melempar kelereng yang di tangan mereka mendekati kumpulan kelereng di bulatan tersebut.

“Kamu duluan Randi” usul Yusuf.

“Oke, friend. Nah .. huuuoop. Aiiigh” sambil melempar kelerengnya dan melentingkan tubuhnya dengan lucu. Posisi kelerengnya berjarak satu setengah jengkal dari bulatan tersebut.

“Giliran aku ya. Uuughhhmm ohh sampai dong” doa Yusuf sambil melempar kelerengnya juga. Posisi lemparannya berbeda setengah jengkal lebih jauh dari Randi.

“Ayo Ran.. kamu bisa” Irwan menyemangati dari pinggir lapangan bersama Odih, sementara Dudi memberi semangat Yusuf. Randi memberikan tanda jempol pada temannya, kemudian mulai menjentikkan kelerengnya ke arah kumpulan kelereng itu.

STERRRR.. kelerengnya menyebar setelahnya.

        Satu per satu kelereng yang menyebar disentil Randy dengan kelereng utamanya. Dari sepuluh Randi bisa mengambil lima kelereng milik Yusuf dan satu kelereng miliknya sendiri. Pada tembakan sentil ke delapan kelereng utamanya jauh melesat keluar sasaran. Yusuf pun melakukan hal yang sama dengan Randi. Jumlah kelereng tersisa ingin dibabat habis oleh sentilanya. Yusuf akhirnya dapat menyelesaikannya. Tepat saat bel masuk kelas, mereka telah menyelesaikan permainan.       

        Mereka menghitung perolehan jumlah kelereng untuk disimpan di sebuah wadah yang diberikan pak Budi di ruang kerja beliau sebagai guru olah raga. Mereka melangkah ke kelas untuk mengikuti pelajaran matematika. Wajah mereka terlihat bahagia dan mereka menceritakan satu sama lain kisah mendapatkan kelereng maupun kegagalan untuk diperbaiki saat bermain lagi. 



Selasa, 14 Desember 2021

CHALLENGE AISEI DESEMBER 2021 Week 2

 

OBROLAN DINA


        Di pagi hari, Dina sudah bersiap dengan baju seragam putih merah yang dasi merah mengikat rapi di kerah baju dan topi diletakkan di atas meja makan sebelum digunakan. Tas yang berwarna hijau muda sudah berada di pundaknya tanpa dilepas sediktpun.

         “Dina, senang ya ke sekolah?” tanya Ibu Darwis, Nenek Dina pada Dina yang sejak tadi tidak bisa diam selalu bernyanyi dan bergerak kesana, kemari.

         “Iya, nek. Aku kan mau ke sekolah yang baru. Kata mama juga, aku harus bahagia karena nanti punya teman baru, gurunya juga baru, sepatu aku juga baru”

         “Bagus. Cucu nenek pinter deh” ungkap Ibu Darwis sambil menghabiskan sarapan. Beliau akan mengantarkan cucunya yang kebetulan tinggal bersamanya. Ibu dan bapak Dina, berpindah dinas ke kota dimana Ibu Darwis menetap.

         “Nenek, sudah sarapan atau belum?”

         “Sekarang kan sedang sarapan dengan cucu Nenek niih..” Ibu Darwis memperlihatkan nasi goreng yang dimakannya dan menyampaikan pada cucunya yang mungil, lucu, dan selalu ceria.

       “Dina, ndak berat bawa tas itu. Sini, nenek yang bawakan” ucap Ibu Darwis ketika mereka sudah bersiap akan berangkat ke sekolah berjalan kaki kurang lebih tiga ratus meter dari rumah mereka ke SD Perkasa.

          “Nenek, inikan tugas aku, jadi aku yang harus bawa. Aku kan ga bisa sebrangin jalan. Itu tugas Nenek, sebrangin aku” Jelasnya dengan riang

          “Oke deh, Putri Cilik.Nenek akan kerjakan tugas nenek ya.” Sambil menjetikkan jarinya ke hidung Dina yang terus berjalan berdampingan dengan neneknya.

          Sesampainya di sekolah, Ibu Darwis mengantar sampai di pintu gerbang sekolah dan Dina berjalan dengan penuh keyakinan ke arah kelasnya bersama Niken tetangga Ibu Darwis yang kebetulan bertemu dengannya di gerbang sekolah. 



CHALLENGE AISEI DESEMBER 2021 Week 1

 

DUDI GOWES PEDAL





“Irwan” panggil Dudi pagi itu.

“Eh Dudi, ada apa? Pagi-pagi sudah datang?” Mami Yoan menyapanya sambil melambaikan tangan ke arah Irwan untuk ke luar.

“Saya mau minta bantuan Irwan, tante.” Bersamaan dengan itu Irwan muncul. Mami Yoan tersenyum melihat keduanya.

“Nah.. ini Irwannya; tante tinggal ya Dudi” Mami Yoan menyampaikan dengan lembut. Mami Yoan panggilan untuk ibu dari Irwan.

“Kenapa di?”

“Tante aku kemarin mengirimkan sepeda baru untuk ulang tahun aku. Tapi aku ga bisa menggunakan. Kamu bantuin aku lah, belajar sepeda di lapangan komplek. Bisa kan?”

“Oh yuk, aku bilang Mami dulu ya.”

“Mi, aku ke rumah Dudi ya..”

“Boleh. Tapi sarapan dulu ya. Roti sandwichnya Mami bungkusin nanti dimakan bareng Dudi ya”

“Iya mih... “

Mereka berdua menuju rumah Dudi untuk mengambil sepeda hadiah ulang tahun dari Tantenya. Sesampainya di rumah Dudi, Irwan meminta izin ke Bunda Ita, mama dari Dudi dan Maita, untuk membawa sepeda barunya Dudi. Irwan menggowes sepeda Dudi sampai ke lapangan komplek dan Dudi dibonceng di belakang.

Sambil berkeliling lapangan, Irwan mengajarkan Dudi cara belok kanan dan kiri saat  putar-putar jalan di komplek.

“Di.. sekarang kamu coba ya, aku pegangin dari belakang” ungkap Irwan sambil menyerahkan sepedanya. Ketika melihat Dudi menaiki sadelnya, Irwan tetap memegangi bagian belakang sepeda sehingga Dudi bisa berada seimbang di sepedanya.

“Pedalnya di kaki kanan, Dud. Terus gowes ke depan. Ikutin aja kayuhan pedalnya. Ngerti kan?”

Dudi mengikuti langkah yang diberikan Irwan dengan hati-hati dan brrrrrrr dia meluncur perlahan dengan kayuhnya. Tangannya masih kaku ketika dia membelok  ke kiri untuk membuat putaran.

“Di.. tangan kamu kaku,  jadi susah belok”  pendapat Irwan

“Oh jadi seperti ini..” menunjukkan kelenturan tangannya berbelok pada Irwan dan diacungi jempol kemudian.

“Aku coba sendiri ya wan...” Irwan menganggukan kepalanya.

Dudi bahagia sekali mengkayuh sepedanya sendiri tanpa dipegangi Irwan. Irwan menunggu di bawah pohon, pojok lapangan dengan senyum terkembang di bibirnya. Mereka makan sarapan pagi yang dibawakan Mami Yoan dan membeli minuman yang segar setelah latihan bersepeda.