Mengenai Saya

Foto saya
I love writing, learning, cooking, watching some cartoon films such, sponge Bob, naruto, the legend of Aang.

Minggu, 25 September 2016

 BELAJAR SAMBIL BERCERITA
Oleh 
Diah Trisnamayanti, S.S.


Kebanyakan siswa senang bercerita tetapi dengan bahasa ibu nya (read: Indonesia atau Sunda/Jawa Tengah). Semua yang dikemukakan merupakan aplikasi terhadap keinginan siswa untuk diapresiasi oleh berbagai pihak. 

Apresiasi guru terhadap cerita siswa merupakan cara efektif untuk menjalin komukiasi antara peserta didik dengan pendidik. Pendidik dapat mengambil hikmah utama tentang kepercayaan diri peseta didik. Hanya tidak mungkin semua mata pelajaran bisa disikapi dengan cara yang sama, semua tergantung kebutuhan peserta didik dan pendidik yang bersepakat untuk melakukan kegiatan pembelajaran  di kelas seperti itu. 

Peserta didik atau siswa dapat bercerita sesuai tema yang sedang berjalan. Pendidik dapat melihat kualitas pola pikir siswa, Apakah siswa sebagai pembelajar aktif, reaktif, kritis atau easy going? Bila saja pendidik sudah menentukan pola pikir siswa per orang maka dengan mudah dapat mengelompokannya untuk disesuaikan melalui bentuk bimbingan pembelajaran yang tepat. 

Jujur saja pertama kali melakukan konsep ini, cukup sulit mendeteksinya. Hampir sebagian siswa bercerita dalam bahasa Asing dengan cerita dan pola yang setipe. Setelah dianalisa, ternyata sebagian hanya menghafal cerita yang dimiliki oleh seorang siswa yang note bene cukup cerdas dengan penggunaan bahasa Asingnya. Jika ini yang terjadi, tentu saja tertutup kemungkinan pendidik mengetahui pola pikir dan solusi pembimbingan bagi siswa tersebut. Oleh karena itu, Penghargaan kepada peserta didik perlu ditingkatkan. Pendidik dapat memberikan apresiasi nilai kepada siswa yang berani mengungkapkan cerita dengan gayanya sendiri. 

Cerita yang diungkapkan siswa bisa dalam berbagai hal, Stand up, Speech, Dialogue, Script Play, Film, Dance, Poem, Narrative Text, Description text dan lain-lain. Dengan pembelajaran Stand up misalnya, pendidik bisa mengambil seberapa jauh siswa itu senang berseloroh dengan teman dalam menjalin komunikasinya, seberapa serius dia memahami situasi tertentu dan menghadapinya sebagai pengembangan dirinya. Siswa yang dapat mengembangkan kemampuan dalam pembuatan Dialogue, Play or Film Script, kecenderungan siswa yang senang bekerja di belakang layar sehingga pendidik tidak perlu memaksa dia untuk menjadi central point dalam pembelajarannya, dan seterusnya.

Yuk kita coba siswa kita belajar sambil bercerita dengan gayanya. agar pendidik juga lebih mudah mendeteksi kekurangan siswa dalam berbahasa.