Mengenai Saya

Foto saya
I love writing, learning, cooking, watching some cartoon films such, sponge Bob, naruto, the legend of Aang.

Selasa, 30 Maret 2021

30Maret2021#AISEI WritingChallenge#Kelasku#anakku#siswa-siswikuMenunggu,Deg-DegPllas

 Jatinangor, 30 Maret 2021

MENUNGGU, DEG-DEG PLAS


Jam menunjukkan pukul 16.15 wakti Indonesia bagian barat. Dua hari sebelumnya, Prof. R. Eko Indrajt menyampaikan bahwa Penerbit Andi akan mengumumkan buku yang sudah masuk di tahap seleksi yang sesuai dengan kapasitas penerbit Andi.

Sebagai pemula jujur saja, hati ini benar-benar merasakan dag dig dug plas. Ada takut, senang, tidak percaya diri bersatu hingga setelah diumumkan yang terlihat 9 orang, sudah masuk di jajaran utama disampaikan. Saya sudah pasrah, ikhlas menerima yang akan terjadi. Tiba-tiba koneksi zoom meeting dengan Prof. R. Eko Indrajit dan Penerbit Andi lepas kendali. Masya Allah.

Charger masih terus terhubung di Handphone, akhirnya saya melihat chat di  whatsapp group Oktober Impian sambil terus mengusahakan masuk ke pertemuan lagi. Alhamdulillah disetujui untuk masuk kembali di zoom meeting.

Apa yang terlhat?

Masya Allah, Allahu akbar judul buku saya tertera di sana.

INFEKSI KOMUNIKASI:  “KLUB NGOPI-NGOPI”, MENCAIRKAN KEBEKUAN HUBUNGAN ANTARA SISWA DAN GURU.

Sungguh sesuatu yang tidak terduga, bahagianya luar biasa.  Berkali-kali saya bergumam; Nikmat mana lagi yang engkau dustai. Selama pertemuan, saya tidak mampu berkata-kata.  


Luapan emosi yang luar biasa. Buku ini saya tuliskan ketika di awal pandemi terjadi perubahan pola belajar siswa di sekolah yang semakin ke lama terjadinya pandem membuat hubungan antara siswa dan guru secara virtual bisa berbahaya bila tidak segera ditangani. Dampaknya pada psikologis siswa. Semua harus memahami situasi dan saling mendukung dalam melaksanakan suatu kebijakan. Guru juga harus bersedia dikritik bila melakukan kesalahan dalam menerapkan metode yang salah saat berlangsungnya pembelajaran.

      

Saya berharap bisa menyelesaikan perbaikan semuanya dengan cepat dan sesuai dengan kebutuhan teman-teman guru dan  orang tua.

Terimakasih anak-anakku di kelas XI RPL A, Ibu guru kami tak lelah menuliskan penemuan tentang perubahan sikapmu. Sesungguhnya Allah Maha mulia yang memberikan semangat dan motivasi untuk mencari tahu tentang kalian. Semoga kalian menjadi lebih baik dan maju setelah ini. 





                              
                               

28Maret2021#AISEIWritingChallenge#Kelasku#anakku#siswa-siswikuInputNilai,DilemaDiujungWaktu

 Jatinangor, 29 Maret 2021

INPUT NILAI, DILEMA DI UJUNG WAKTU?

Tanggal 28 Maret  kemarin masih pusing menginput nilai siswa. Ada dilema, antar memberikan nilai kasih sayang dan memberikan nilai apa ada nya.  Dilema itu selalu muncul tiap kali menginput nilai ujian
tengah semester atau ujian akhir semester. Karena nilainya tidak semua terpenuhi.  Dihimbau sampai dengan dipaksa untuk mengerjakan tugas sudah diberikan oleh guru dan wali kelas.

Deadline pemberian nilai untuk di-input ke data server rapor harus hari ini tanggal 29 Maret 2021. Subhanallah. Deadline pembuatan Pemetaan soal, Kisi-Kisi soal dan Kartu Soal juga harus tanggal 29 Maret 2021 meskipun Ujan Sekolah masih d Bulan April. Deadline uploading dan pendaftaran Lomba Jabar bercerita Timkomdik Disdik Jabar masih 2 (dua) hari lagi, tetap printilan untuk mengikuti kegiatan harus segera dikerjakan di tanggal yang sama.

Saya putuskan selesaikan satu-satu. Input Nilai mendesak. Mempermudah pekerjaan orang lain adalah ibadah. Sementara siswa yang reaktif karena nilai kosong tidak juga perhatikan himbauan. Bukan berarti guru pelit nilai. Bila kesempatan perbaikan sudah diberikan, tetapi siswa tidak menggunakan kesempatan perbaikan. Nilai apa adanya adalah yang diberikan untuk mereka.

Ada juga yang peduli, lumayan menghambat pekerjaan menginput-input nilai. Mereka baru tergugah setelah nilai akan diupload. Ujian kesabaran tingkat dewa bagi seorang guru untuk mengerjakan hal seperti ini. Bayangkan nilai sudah jadi tinggal upload, harus mengubahnya ketika data tugas baru mereka berikan di hari H upload nilai. Ini biasanya siswa yang memang baik dan peduli kemajuan pembelajaran mereka sehingga guru harus siap berikan perubahan nilai tersebut. Tetapi ada yang membuat kesal, mereka berikan tugas setelah orang tua mereka protes tentang nilai anaknya. Guru dianggap tidak bisa mengajarkan mereka karena mereka kompak tidak akan mengerjakan tugas dari guru tertentu. Subhanallah kan. Berharap itu tentu tidak terjadi dalam kehidupan nyata.  Kalau pun terjadi. Anggaplah ujian kesabaran seorang guru memang sedang diuji. Tentu itu tidak seratus persen kesalahan siswa. Jadi guru perlu introspeksi menghadapi sikap dan perilaku siswanya yang unik. 



Senin, 29 Maret 2021

26Maret2021#AISEI WritingChallenge#Kelasku#anakku#siswa-siswiku

 

Jatinangor, 26 Maret 2021

DIBALIK LAYAR

 FILM DOKUMENTER

JALAN PANJANG, KARIR KUTANGKAP'

Kesibukan seorang guru tidak bisa diprediksi. Setelah penyusunan soal UTS, Wakil Kepala Sekolah bid. Kurikulum kami memberikan tugas yang baru, membuat soal Ujian Sekolah.

Ini adalah tugas negara, jadi tulus saja melakukan. Sementara setelah Ujian, Otomatis guru harus sudah memproses hasil siswa ujian untuk dimasukkan sebagai penilaian tengah Semester (PTS) . Jeda yang diberikan tidak cukup bagi guru untuk bernafas. Belum lagi, siswa bertanya “berapakah nilai saya”  jika ada 40 lebih siswa, sudah barang tentu proses pengolahan nilai akan kateter. Terkadang kejenuhan muncul diantara para guru. Cara mengatasi, hanya guru tersebut yang mengetahui.

Bila pertanyaan diberikan kepada  saya, saya cenderung menonton film atau mengalihkan ke pekerjaan yang lan yang membuat saya bsa merdeka mengungkapkannya. Salah satunya, menulis di Blog.

Kali ini, saya tidak menonton, tetapi membuat film dokumenter.

Ya ampun. Pernak-pernik membuat konten film cukup membuat saya penasaran setengah mati. Tahu ndak; saya merancang script film sampai diubah berkali-kali. Apa pasal? Script pertama, tulisan sempurna. Di Film terlalu panjang terungkap dan banyak hal yang tidak penting setelah melihat hasilnya.

Script kedua, ketika mengisi suara secara audio gambar sudah habis berjalan; suara sampai 10 -20 menit berjalan, sementara yang dibutuhkan durasi 5 menit. Banyak dipotong rekaman suara. Belum lagi suara berdecit seperti rusak. Dibuang lagi.

Script ketiga tidak ada, langsung saja dibuat tulisannya dalam layer-layer yang di-apply sudah jadi semua. Giliran tulisan yang di-blend dengan foto bermasalah sehingga filmnya ber-echo.

Script ke empat, sama tidak ada. Dibuat ulang lah script ke 3 hasilnya beres. Ketika akan di-export ke MP4, tidak muncul hasilnya. Frustasi tetap tetap penasaran.

Buat lagi dengan aplikasi berbeda. Semula pakai Filmora, yang kedua paka Picasa. Mau tahu hasilnya? Film dan kolase terpisah. Hahaha..

Mulai ngulik Picasa. Jadi lah membuat kolase-kolase foto dan video. Alhamdulillah jadi. Tetapi karena terlalu besar isinya, sekali lagi gagal di-export menjadi video. Kadung nyemplung saya buat Video yang hanya bisa dinikmati di picasa untuk dipotong per bagian. Setelah itu di ekspor ke file komputer. Baru di impor ke filmora.

Alhamdulllah jadi. Tetap karena saya buatnya pakai yang gratis. Maka watermarknya masih muncul. Tetapi saya sudah bisa membuatnya. Anak saya bilang, sudah sesuai dengan jati diri saya yang ibu-ibu..

Itu pengalaman saya buat film, karena sedang jenuh membuat soal satu bulan ini. Sekarang sudah tidak jenuh lagi pastinya. 




24Maret2021#AISEI WritingChallenge#Kelasku#anakku#siswa-siswikuBelajarMenyusunSoal

 

Jatinangor, 25 Maret 2021

BELAJAR MENYUSUN SOAL

Masuk bulan Maret, saya sudah pasang target untuk pembuatan soal Ujian Tengah Semester Ganjil. Khawatir teman-teman MGMP Mapel Bahasa Inggris yang saya ampu tidak siap membuat soal yang diminta Kurikulum.

Dulu membuat soal mudah. Tidak ada kata High Thinking Order,seperti yang dihimbau Pengawas Sekolah dari Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten, sehingga soal bisa comot dari mana saja asalkan berhubungan dengan materi ajar.

Saat ini, jelas berbeda. Sebelum membuat soal, guru harus melihat 

1. Pemetaan Soal yaitu sebaran soal dengan komposisi Mudah, Sedang dan Susah sesuai kemampuan komunitas siswa yang diajar. Ini dibuat guru sebelum menyusun soal.

2.    Kisi-Kisi yaitu gambaran dari arah susunan soal yang akan dibuat.

3.  Indikator dari Kompetensi Dasar yang dibuat oleh guru tersebut dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

4.    Tingkatan Soal yaitu analisa tingkatan soal yang akan dibuat. Ada level 1 (L1) berisi pemahaman dan pengetahuan setara dengan level mudah; level 2 (L2) berisi soal aplikasi antara pemahaman dan analisis atau pengetahuan dasar dan pengetahuan lanjutan. Biasanya setingkat dengan soal sedang; level 3 (L3) berisi soal aplikasi yang dikombinasi dengan analisis atau sintesis masalah.

5. Indikator Soal yaitu arahan yang dapat menentukan kompetensi siswa dari sebuah permasalahan dalam kompetensi dasar yang diajarkan.

6. Berbagai bentuk soal: menjodohkan, menyusun, rumpang (cloze Text), memilih dari 2 (dua) pilihan, memilih dari 4-5 pilihan, esai, dan lain sebagainya

7. Kunci Jawaban memberikan yang sederhana dan tepat sesuai kebutuhan mengambil hasil kompetensi yang diujikan.

8. Sumber yaitu sumber-sumber yang bisa menjadi kaitan dengan soal yang dibuat.

Setelah soal disusun, soal dapat dicek kembali oleh pembuat soal kedua dan penelaah soal. Rangkaian ini, mungkin terlalu ideal untuk dikerjakan. Tetapi untuk berlatih, apa salahnya belajar tahapan ini.

Itulah yang disampaikan oleh pengawas sekolah saya sebelum kami menyusun soal. Beliau pun memeriksa salah satu contoh soal yang diberikan yang tidak sesuai dengan indikator Kompetensi dasar yang diajarkan.

Semua dilakukan oleh guru agar tidak salah memberikan penilaian kepada siswa dan mengeneralisir kemampuan siswa. 

Contoh :

Pemetaan Soal

Di atas adalah bentuk pemetaan soal. Tujuannya adalah mempermudah guru membuat sebaran soal tiap materi pelajaran dengan persentase yang ditentukan oleh sekolah.

Jumlah mudah, sedang dan sukar pada soal; hanya guru yang menentukan. Jumlah persentase dan jumlah sebaran harus sama. 

Kisi-Kisi

Di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdapat Indikator Kompetensi Dasar (KD). Masukan KD ke dalam kolom yang disediakan, ambil Indikator yang terdapat di dalam Kompetensi Dasar (KD) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Tertera di kolom tersebut dengan Indikator “Menerapkan struktur teks dan Unsur Kebahasaan announcement”

Maka Indikator yang disusun untuk soal dengan level (L2) aplikasi yaitu dengan menggunakan proses meletakkan  kata/frasa/kalimat ke dalam sebuah pengumuman. Indikasi kemampuan pengetahuan tentang pengetahuan Announcement dalam sebuah penerbangan. Kata-kata yang digaris yang menentukan adalah guru. Soal yang tersusun menjadi seperti di dalam kartu Soal  di bawah ini

Kartu Soal 



Bentuk Soal Aplikasi yang disusun :

Which one is the correct information for flight announcement?

Fokus penilaian adalah aplikasi pengetahuan siswa dalam menerapkan susunan kata/frasa/ kalimat dalam pengumuman (announcement).

·         Mengukur penerapan kalimat present yang tepat

·         Menganalisa kalimat yang hilang dalam pengumuman merupakan kalimat/ frasa/ kata yang mendukung gagasan pengumuman tersebut.

Meskipun soal aplikasi, kalimat pilihan membuat siswa berkerut. Menurut sebuah sumber, berkerutnya seseorang tentang apa yang dibaca atau dilihat perlu dipikirkan lebih dalam. Oleh karena itu, soal itu sudah sama dengan soal High Thinking Order.

Untuk Soal L1 dan L3, Kita bicarakan di lain waktu ya..

Hari ini sampai di sini dahulu.





22Maret2021#AISEI WritingChallenge#Kelasku#anakku#siswa-siswikuAnakDidikkuKerjadiJerman

 

Jatinangor, 24 Maret 2021

ANAK DIDIKKU KERJA DI JERMAN




Flyer ini saya dapat dari seorang teman. Namanya Risyad Rezky, anak yang sederhana, pendiam, banyak disukai teman-temanya, penurut, dan rajin. Akhirnya dia berhasil meraih mimpi seperti yang dia menggambarkan dalam sebuah kertas ketika masuk di SMKS MedikaCom tahun 2016.

Dengan dukungan keluarga, terutama mamanya tercinta, dia bisa mewujudkan impiannya untuk belajar di salah satu Universitas di Jerman melalui program AUSBILDUNG. Perjalanannya panjang bersama 10 orang siswa yang memiliki keinginan yang sama. Program ini dilaksanakan tidak hanya untuk belajar tetapi mereka juga langsung bekerja di perusahaan yang ditentukan oleh AUSBILDUNG Officers.

Teman yang lainnya akan menyusul dia dengan melakukan penyelesaian materi pembelajaran Bahasa Jerman bersama AUSBILDUNG ini. Sebagai orang yang pernah bekerja sama di sekolah. Risyad punya kemampuan yang sebenarnya biasa-biasa saja. Tetapi tekad dan motivasinya untuk maju sangat mengagumkan untuk seorang yang hidup di zaman yang penuh dengan keasyikan game di sana-sini. Dia tidak menjadi terlena karenanya. Tetap santai, kalem dan pasti dalam menjejakkan kaki di tempat tertentu.

Saya bangga pernah menjad wali kelas mu nak. Saya berharap anak-anak yang tahun ini di asuh saya pun bisa seperti kamu gigih, rajin dan beruntungnya.   

20Maret2021#AISEI WritingChallenge#Kelasku#anakku#siswa-siswikuKangenAnak-anakkuYangMasyaAllah

 

Jatinangor, 24 Maret 2021


                    KANGEN ANAK-ANAKKU YANG  MASYA ALLAH..



Kangen anak-anakku yang aktif di bagian pembelajaran produktif, mereka juga kangen belajar tatap muka langsung.

Mereka sangat aktif bila pembelajaran produktif berlangsung. Ada yang menyolder, membuka HP samsung yang diketahui rusak untuk dianalisis kerusakan yang terjadi. Mencar kebutuhan alat dan bahan perbaikan, mengukur daya dan voltage dari satuan yang diberikan. Menempatkan kembali alat dan perkakas yang digunakan ketika mereparasi handphone rusak.

Tiap anak memiliki starter kit sendiri-sendiri di lab Samsung yang nampak dalam gambar. Mereka mendesain perbaikan agar perbaikan yang mereka buat tepat sesuai teori yang diberikan guru produktif Samsung.

Guru tersebut diberikan pelatihan oleh Samsung Tech yang berada di Jakarta agar dapat mengaplikasi pembelajaran yang berlangsung. Guru Samsung diberikan mini tes setelah melaksanakan pelatihan. Sampai dengan saat ini, sudah 2-3 kali pelatihan berlangsung yaitu di Jakarta dan Surabaya.  

Tahun ini kelas Samsung di SMKS MedikaCom menginjak tahun kedua dalam penyelenggaraannya. Kendala utama saat Pandemi in berlangsung adalah kebahagiaan anak mencari ilmu melalui praktik langsung tidak bisa dilaksanakan. Sebagai wali kelas Samsung, jujur saja saya sedih; tidak bisa melihat kebahagiaan mereka berpraktek pada materi ini.

Saya hanya berharap Pandem segera berakhir, semua memulai dengan kebiasaan baru yang baik dalam menghadapi tantangan hidup d depan. Apapun bentuknya kita wajib survive d dalam hidup. 




18Maret2021#AISEI WritingChallenge#Kelasku#anakku#siswa-siswikuNgajiDiAwalBelajar,BawaBerkah

 


Jatinangor, 24 Maret 2021

NGAJI DI AWAL BELAJAR, BAWA BARAKAH


Sebelum memulai pembelajaran anak-anak di kelas membaca al Qur’an 1-5 ayat setiap hari, mereka yang muslim belajar memahami kandungan kitab suci dalam agama yang dipercaya dan dianutnya.

Sungguh cukup mengharukan ketika mengkaji 10 menit dari jam pembelajaran awal. Kebiasaan itu dilakukan sebelum pandemi. Saat semasa pandemi, saya belum lagi menemukan mereka mengkaji ilmu kitab suci ini.

Bagaimana dengan yang menganut kepercayaan berbeda; biasanya mereka memiliki komunitas yang mengkaji juga materi dalam kitab suci mereka. Begitulah kebiasaan keagamaan di sekolah kami.

Pembelajaran keagamaan bukan hanya sekedar membaca, kami mempersiapkan mereka untuk turun langsung dalam mengamalkannya.

Tidak semua siswa mentaati kegiatan ini. Ada saja siswa yang mencari peluang untuk tidak melaksanakan hal tersebut; alhasil, mereka dianggap telat masuk sekolah. Sanksinya membersihkan taman sekolah, membersihkan mushola, menyiram tanaman, membersihkan lantai, mengkaji alam dan lingkungan.

Saya hanya bisa tersenyum kecut saat mereka membludak datang kesiangan. Mau- tidak mau, dihukum masal dengan menulis alasan terlambat atau berbicara bahasa Inggris. Esoknya, alhamdulillah berkurang seperti yang diharapkan.

Kami hanya berharap barakah untuk mereka di kemudian hari.


Woman In Brave "Jalan Panjang, Karir Kutangkap"

Selasa, 16 Maret 2021

16Maret2021#AISEIWritingChallenge#CeritaKelaskuhariini#CeritaAnakkuhariini#CeritaSiswa-siswikuhariiniAnak-AnakkuTercintaDiKelasXIRPLA2019

 Jatinangor, 16 Maret 2021


ANAK-ANAKKU TERCINTA DI KELAS XI RPL A 2019

Anak Baru Gede alias ABG dewasa belum, remaja sedikit di atasnya. Itulah anak di tingkatan Sekolah Menengah, baik tu kejuruan maupun bukan. Semuanya memiliki problemnya sendiri-sendiri. Itu dialami oleh anak-anak saya di kelas XI RPL A, mereka tidak beda dengan anak yang lain di usianya. 41 orang jumlahnya. Mereka terdiri dari 34 putra dan 7 orang putri; Agam Alghifari, Agil, Angel, Aysha, Bilal, Callista, Efer, Fajar Dirga, Fajar Shiddiq, Fakhr Siddiq, Fathan, Ilham, Irvan, Irgi,  Isyaira, Idzar, Izzan, Kaka Dimas, Hasan, Alief, Daffa, Dhafin,  Hisham, Naufal, Satra Dhmas, Sulthon, Zaky, Nehemiah Stephen, Neng Yayang, Dara, Perto, Rashieka, Reynaldi, Rifqi, Rizky, Ryan, Said, Vega, Wand, Zavier, M Ramadhan Setiawan. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Sebagai ibu di sekolah, saya kadang dibuat pusing oleh mereka. Bagaimana tidak, tubuh-tubuh yang kekar dan kuat untuk laki-laki usia remaja seperti mereka ternyata berhati lembut yang mudah tersinggung dengan sedikit kata-kata yang keras.  Semantara wajah-wajah cantik dari tujuh putri di kelas ini, sungguh memiliki hati yang rapuh.  Semua perwalian harus melihat dari berbagai aspek pembimbingan. Lumayan menguras pemikiran sebenarnya, tapi untuk putra-putri terbaik saya hanya mampu bekerja dan berdo'a agar mereka mampu berkesplorasi dengan baik

Anak-anak di kelas saya alhamdulillah cerdas. Saat ini, mereka sedang panca roba dan inilah yang  membuat gurunya terkadang bingung setengah mati. Saat mereka mogok bicara, hanya mampu menunggu dengan bingung; ada apa anak-abakku ini. Beda lagi ketika mereka butuh nilai dan ada masalah dengan guru, barulah mereka berkeluh kesah pada saya.

 Namanya juga orang tua di sekolah, hal seperti itu biasa memang sebagai sesuatu yang dilakukan seorang ibu/bapak. Maka saat bingung memuncak, Saya sampai memanggil mereka ke sekolah saat pandemi; memasukkan mereka ke kelompok “ngobrol dengan BK sekolah sambil santai”, melakukan panggilan orang tua d rumah, mengajak diskusi, dibiarkan beberapa saat agar bisa menarik nafas lega, tetapi justru makin tambah. Ya pasrah, diikuti mau mereka sampai saja, sambil diberikan masukan.

Alhamdulillah semakin ke sini anak-anak semakin tumbuh kedewasaannya. Mereka bersedia membantu ibu/bapaknya untuk memulai usaha kecil-kecilan yang tidak terduga oleh saya.

Percikan kecerdasan di bidang yang mereka suka, sedikit banyak mulai tampak semburat dalam langkah pasti mereka. Memang tidak semua, minimal mereka menyadari apa yang harus mereka lakukan buat saya, ibu di sekolahnya bangga. Mereka melakukan kesalahan manusiawi. Tetapi mereka menyadari kesadaran itu penting. Mengapa? Jelas, mereka akan menghadapi kehidupan mereka sendiri yang absurd, mereka harus tahu batasan benar dan salah, boleh dilakukan dan tidak, serta bagaimana menyiasati hidup agar bisa bertahan dalam segala persoalan.


Senin, 15 Maret 2021

14Maret2021#AISEIWritingChallenge#CeritaKelaskuhariini#CeritaAnakkuhariini#CeritaSiswa-siswikuhariini

 

Jatinangor, 15 Maret 2021


MENANG TAPI TETAP MEMBUMI


Berhasil menang bukan sesuatu yang harus disombongkan. Pernyataan ini masih terngiang di telinga saya ketika siswa jurusan teknik komputer jaringan di sekolah saya ini beradu argumen dengan saya dan wali kelasnya. Saya hanya sebagai guru di kelas dia waktu itu kelas XII TKJ A. Namanya Aditya Aulia Rahman. Lulus dari SMP paket dia masuk dengan semangat yang menggebu sekali. Dia adalah KM (ketua murid) di kelasnya. Berbekal usaha mandiri yang tidak diketahui oleh wali kelasnya waktu itu, dia belajar.

Hanya kualitas belajarnya tidak maksimal karena dia harus tidur pukul 01.00 -03,00 dini hari menjaga usahanya. Dia selalu tertidur di dalam kelas. Tetapi setelah diberikan masukan oleh wali kelas dan saya waktu itu, dia bersedia mengubah pola belajarnya.




Masih tidak maksimal dirasakan oleh saya sebagai pengajar di kelasnya, saya sempat menyerah dengannya. Saya seringkali menghukum dia bila tertangkap kesiangan masuk dengan mengaji atau membersihkan lab komputer. Dia sangat senang malah. Saya jadi tertawa tergelak ketika dia justru senang diberi hukuman itu.

Singkat cerita dia diajar oleh seorang guru yang tegas berkarakter di teknik komputer jaringan yang kebetulan sebagai kepala Lab. Komputer di sekolah kami. Dia memberikan beberapa pekerjaan lab kepada siswa-siswa yang memang dianggap bermasalah. Ternyata, hasilnya luar biasa. Mereka mampu membuktikan bahwa mereka benar-benar anak TKJ yang mampu bersaing untuk urusan produktif kerja. Foto di atas adalah bukti dia mampu mengaplikasi apa yang disukainya dengan benar. Tetapi juaranya itu tidak membuat dia menjadi berbangga hati. Dia tetap seperti biasa, suka tidur.


12Maret2021#AISEI WritingChallenge#Kelasku#anakku#siswa-siswikuTamplalnTgaDaraCentilRPL3A2018DalamPensiUjianPraktik

 Jatinangor, 15 Maret 2021

TAMPILAN TIGA DARA CENTIL RPL 3 A 2018 

DALAM PENSI UJIAN PRAKTIK

Wajahnya corat-coret dengan make up panggung, Anak-anakku yang ini memang difoto karena mereka ingin membuktikan pada saya bahwa mereka sangat bersemangat melaksanakan ujian praktik setelah kegiatan ujian praktek Seni dan Budaya dan Bahasa Indonesia di tahun 2018-2019 lalu.

Surprise Nya lagi, mereka melaksanakan ujian praktik tematik 2 mata pelajaran dengan memberikan suguhan drama yang membuat saya tertawa terpingkal-pingkal. Plotnya maju mundur tetapi sangat apik tersampaikan. Mereka bertiga adalah pemeran-pemeran yang buat saya geleng-geleng kepala.  Di akhir cerita, mereka memberikan setangkai bunga mawar untuk saya.

Untuk masalah belajar, benar mereka bukan yang nomer satu. Tetapi untuk urusan entertaining, anak-anak saya ini; boleh diacungi jempol. Mereka adalah Novi, Syifa dan Siti. Tiga sekawan yang sampai sekarang masih lengket kemana-mana. Mereka benar-benar bekerja sama satu dengan yang lain tanpa kenal lelah. Ada yang membuat Scrip drama Gaby dan Rahajeng, ada yang mengatur lakon, ada yang mengatur musik, ada yang bagian konsumsi, ada yang bagian perlengkapan, ada pemain dan tim pendukung semua bekerja bahu membahu. Subhanallah. Saya terharu ketika melihat mereka, bermain kala itu. Saat ini ada beberapa anak yang rencananya akan melanjutkan studi ke Jerman. Tetapi karena pandemi mereka tertunda keberangkatannya.

 Buat kalian, 3 dara centil RPL XII A tahun 2018-2019 semoga Allah memberikan keberkahan dan penuh rezeki dalam setiap langkah kehidupan. Maaf kan Ibu ya nak, blla di masa kalian belajar; kalian selalu saja dicereweti oleh ibu.





Minggu, 14 Maret 2021

10Maret2021#AISEIWritingChallenge#CeritaKelaskuhariini#CeritaAnakkuhariini#CeritaSiswa-siswikuhariiniCeritakuhariiniRamadhandiSekolahku

 Jatinangor, 15 Maret 2021

CERITAKU HARI INI RAMADHAN DI SEKOLAHKU

Dalam gambar ini, kami di sekolah mengadakan acara Buka puasa bersama setiap tahun. Namun sejak bulan Ramadhan tahun lalu, tidak lagi kami rasakan kegiatan yang membuat kami merasa “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”  bisa kami alami karena pandemi.

Kami biasanya berhasil mengumpulkan dana yang cukup besar untuk pelaksanaan kegiatan ini, yang dikembalikan berupa santunan pada anak yatim  di sekitar sekolah sambil mendengarkan ceramah sebagai siraman rohani setelah setahun belajar.

Sayangnya, kegiatan ini kurang dibangun oleh siswa-siswi secara penuh kesadaran, mereka masih bergerak di bawah pengaruh kesiswaan, dan wali kelas. Jika kesiswaan tidak memberikan himbauan terus menerus, masya Allah wali kelas pun tak mampu berbuat apa-apa. 

Terkadang saya mengakali dengan menghimbau orang tua juga agar membiasakan berderma, alhamdulillah banyak orang tua siswa mengapresiasi kegiatan ini. Bahkan mereka memberikan lebih dari patokan pendanaan yang ditentukan. Memang terkadang berbeda keinginan siswa dan orang tua. Orang tua berharap sekali anaknya berkembang menjadi seperti yang dibayangkan “anak sholeh” sementara sang anak berpikir bukan perkembangan untuk dirinya tetapi asal orang tua tidak bawel dan guru cerewet. Maka mereka datang hanya pada saat pembagian konsumsi buka puasa saja. Mereka tidak berkolaborasi dengan sekitar secara utuh sehingga kebermaknaan kehidupan bagi dirinya masih kurang. Itulah cerita saya hari ini tentang foto d atas. Saya berharap di masa akan datang bisa mengubah pola kerja siswa dan pengelola sekolah lebih baik.    


 





8Maret2021#AISEI WritingChallenge#CeritaKelaskuhariini#CeritaAnakkuhariini#CeritaSiswa-siswikuhariiniAktifMendengarnyaSiswidiJurusanAkuntansi

 Jatinangor, 14 Maret 2021


AKTIF MENDENGARNYA SISWI DI JURUSAN AKUNTANSI

Kelas akuntansi 4 atau 5 tahun yang lalu, saya mengajar para gadis-gadis muda dengan talenta bermacam-macam. Saya teringat waktu itu saya sedang mengajar mereka. Siswi-siswi akutansi diam mendengarkan apersepsi yang saya berikan pada mereka tentang kehidupan pasca SMK, bahwa mereka harus mencoba melewati semua rintangan baik dalam bekerja maupun berkeluarga. Mereka begitu aktif mendengar sampai dengan tertidur siang itu.

Ketika akan menghubungkan apersepsi dengan materi application letter, tiba-tiba pintu kelas yang memang tidak ditutup dimasuki oleh seorang anak yang mengambil gambar untuk keperluan video pembelajaran. Setelah di foto, jadilah anak-anakku di kelas ini riuh rendah suaranya. Apa lagi yang mengambil foto, siswa yang mereka cari untuk didekati sebagai idola sekolah. Jadi saya pun ikut tersenyum lebar karenanya.

Celotehan mereka membuat saya bahagia apalagi kalau bukan; meminta siswa yang memfoto mereka masuk sebagai daftar idola jurusan akuntansi sekolah kami. Saya hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah mereka. Setelah puas berceloteh, saya melanjutkan pembelajaran yang tadi terganggu. Tapi membuat anak-anak fresh kembali dan mau belajar dengan semangat.   

Beda anak akuntansi, beda pula dengan anak Farmasi dan Teknik Komputer Jaringan. Frillian dan Garda keduanya sengaja saya ambil gambarnya ketika kita perlu membuat sebuah konten bahasa Inggris untuk kegiatan English Club. Mereka banyak membantu saya dalam mengelola English Club saat itu meskipun peserta yang ingin belajar hanya bisa dihitung dengan jari, semangatnya sangat luar biasa usahanya. Siswi-siswi akuntansi banyak yang mengikuti setelah Frillian dan Garda mendatangi kelas-kelas satu persatu.

Sebelum pandemi, perkembangan pembelajaran bahasa Inggris dalam bentuk ekstrakurikuler sangat baik; sayangnya saat pandemi ini sekolah kami membekukan kegiatan ekstrakurikuler. 







6Maret2021#AISEI WritingChallenge#CeritaKelaskuhariini#CeritaAnakkuhariini#CeritaSiswa-siswikuhariiniLimaPandawaTeknikDalamJabarSpeakupSekolahku

 Jatinangor, 14 Maret 2021


LIMA PANDAWA TEKNIK DALAM JABAR SPEAK-UP SEKOLAHKU

Lima Pandawa Teknik Komputer Jaringan yang saya tarik untuk ikut belajar Bahasa Inggris di Jabar Speak-up akhirnya berhasil mendengarkan presentasi-presentasi yang diberikan oleh siswa-siswi sekolah kejuruan dan sekolah menengah di jawa barat. Mereka saya ikutkan karena kemampuan mereka menalar proses pembelajaran daring sangat baik.

Dua diantara siswa tersebut sudah lulus sementara tiga yang lainnya saat ini berada di kelas XII. Karakter kelima siswa yang berbeda-beda, tetap memiliki keunikan yang luar biasa dan saling mengisi. Sayangnya, kami tidak menerima sertifikat untuk siswa-siswa ini melanjutkan.

Meskipun begitu, mereka tetap masih bersedia belajar dan melakukan ujian dengan penuh ceria. Tiga orang yang masih duduk di kelas XII sedang terus belajar menjelang akhir pembelajaran; yang paling dekat adalah kegiatan uji kompetensi. Semoga mereka diberikan kemudahan dalam menghadapi uji kompetensi dan ujian sekolah bulan depan.   




4Maret2021#AISEI WritingChallenge#CeritaKelaskuhariini#CeritaAnakkuhariini#CeritaSiswa-siswikuhariiniBedaTipisAntaraBerandalDanCerdas

 

  Jatinangor, 14 Maret 202


                                 BEDA TIPIS ANTARA BERANDAL DAN CERDAS

Di depan rumah saya adalah sebuah Taman kanak-kanak kuncup Kartika. Saya kurang tahu apakah anak yang di dalam foto ini, siswi-siswi TK atau bukan. Tetapi melihat postur tubuhnya, mereka mungkin alumni TK ini.  Sebenarnya ini bukan sebuah masalah bagi saya, hanya saya agak sedikit kurang bahagia melihat keaktifan anak yang cenderung destructive seperti di gambar.

Apakah anak yang seperti ini bisa dikategorikan berandal atau cerdas jika dilihat dari sisi perkembangan anak; yuk, kita telaah aja sikap berandal seperti apa dan cerdas itu seperti apa juga. Jangan sampai kita menjustifikasi sesuatu yang belum jelas fakta dan maknanya.

Apa sih arti makna berandal? Berandal dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah orang yang tidak menurut peraturan yang berlaku.  Sementara arti kata Cerdas adalah sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti dan sebagainya).

Kalau dilihat gambar di atas, gadis kecil yang menaiki pagar dengan cara tidak biasa (menerobos masuk melalui jeruji berduri yang diperlebar di taman bermain TK) karena ingin mendapatkan sesuatu yaitu bermain “perosotan” di  taman bermain TK yang telah dikunci oleh pengelola Taman kanak-kanak tersebut. Taman yang dikunci artinya taman bermain dilarang digunakan oleh siapapun dianggap sebagai peraturan. Ketika dari segi etika anak masuk tanpa izin saja, itu sudah merupakan pelanggaran peraturan yang diterapkan. Apalagi dengan cara menerobos dan merusak milik orang lain (Vandalisme) sepertinya harus diluruskan untuk belajar tentang etika kepada orang tuanya. Sayang bla berlarut. Tetapi ini hanya opini bebas.  

Sebenarnya mungkin saja anak ini memiliki tingkat intelegensi tinggi dari sisi keterampilan motorik kasar. Karena dia tahu dengan cepat cara menerobos tanpa ada yang terluka. Dia hanya perlu  diarahkan dengan tegas dan sopan. Biasanya justru orang tuanya yang keberatan bila anaknya ditegur karena hal-hal yang sepele tetapi berdampak besar hingga dewasa.

Semoga saja anak cantik ini, semakin cantik perilakunya d depan orang tua maupun di belakangnya. Sehingga tidak destructive pada barang orang lain lagi.  



2Maret2021#AISEI WritingChallenge#CeritaKelaskuhariini#CeritaAnakkuhariini#CeritaSiswa-siswikuhariiniBelajarKomunikasidariSiswaku

 Jatinangor, 14 Maret 2021





                BELAJAR KOMUNIKASI DARI SISWAKU

  

Melihat senyumnya terkembang sambil memegang hasil Test of English for International Communication (TOEIC) dengan nilai 745 membuatku ikut bahagia. Siswa ku ini sekarang berada di kelas XII. Sejak kelas X sudah terlihat kemampuan mengolah informasi baik sebagai alat komunikasi maupun sebagai pengetahuan. Namanya Raihan Bachdim, kepeduliannya tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga pada teman-teman, adik-adik kelasnya, calon adik kelas, dan perkembangan kelas RPL di SMK kami. Pendapatnya, cukup luar biasa seperti dia ingin memiliki akses perkembangan Materi RPL yang sangat sederhana tetap dipahami oleh para pemuda. Saya sendiri belum tergambar tujuan dan deskripsi materi tersebut. Oleh karena itu, terkadang saya meminta bantuan dia untuk mengkomunikasikan kepada temannya yang sangat rendah motivasinya agar bisa semangat berjuang sampai akhir pembelajaran alias tuntas.

Saya banyak belajar tentang komunikasi efektif yang dilakukannya saat masih duduk di kelas X sampai dengan kelas XII ini. Diskusi dengannya terkadang membuat saya lupa waktu bahwa dia seorang siswa yang sedang ditunggu oleh keluarganya di rumah. Kata-katanya yang disampaikan tidak banyak, dia hanya berbicara seperlunya. Tetapi kemampuan memilih kata dalam pembicaraan luar biasa, dia mampu meyakinkan seseorang. Sikap yang patuh pada orang tuanya dibuktikan dengan selalu menghormati guru-guru yang sudah senior di sekolah kami dan tentu dia selalu bersedia mendengarkan pendapat orang lain. Berbahagianya orang tua yang memilikinya.  

 Sikapnya yang berpikir positif dan dewasa bertindak pada setiap pembelajaran membuatnya banyak disukai oleh teman-temannya. Manusiawi juga ketika ada seorang siswa yang menjaga jarak dengannya karena dia tidak lagi memiliki konsep yang sama dengan Bachdim, begitu panggilannya. Dia cenderung berpendapat tentang menjadi seseorang yang mentaati aturan dalam agama yang dianutnya. Dia tidak merasa itu menjadi sebuah permasalahan. Apa yang menjadi masalah baginya adalah jika dia harus belajar dan mencapai cita-citanya dan membuat kakak serta ayahnya bangga padanya.

Karena dia sangat menyukai programing, dia punya kelompok yang tidak hanya menyukai bermain game, tetapi mencari model program-program terbarukan. Oleh karena itu, Kepala Program RPL di sekolah kami, memberikan kepercayaan padanya sebagai peliput materi video tutorial dan pelatihan robotik untuk siswa/siswi SMP. Pengetahuan programmingnya terkadang harus dia cari sendiri bersama kelompoknya jika dia ingin maju selangkah atau sedepa dari siswa pada umumnya. Hanya ada keburukannya, ketika dia sudah “bete”; dia akan diam dan tidak senyum sedikitpun. Sesuatu yang membuatnya “bete” bila sedang proses belajar, banyak perintah tidak jelas untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah.

Semoga siswa saya ini lulus ujian masuk ke Universitas negeri pilihannya. Semangat ya bageur.  Semoga saya  pun bisa terus belajar dari Bachdim-Bachdim yang lain.