Jatinangor,
26 Maret 2021
DIBALIK LAYAR
FILM DOKUMENTER
JALAN PANJANG, KARIR KUTANGKAP'
Kesibukan
seorang guru tidak bisa diprediksi. Setelah penyusunan soal UTS, Wakil Kepala
Sekolah bid. Kurikulum kami memberikan tugas yang baru, membuat soal Ujian
Sekolah.
Ini
adalah tugas negara, jadi tulus saja melakukan. Sementara setelah Ujian,
Otomatis guru harus sudah memproses hasil siswa ujian untuk dimasukkan sebagai
penilaian tengah Semester (PTS) . Jeda yang diberikan tidak cukup bagi guru
untuk bernafas. Belum lagi, siswa bertanya “berapakah nilai saya” jika ada 40 lebih siswa, sudah barang tentu
proses pengolahan nilai akan kateter. Terkadang kejenuhan muncul diantara para
guru. Cara mengatasi, hanya guru tersebut yang mengetahui.
Bila
pertanyaan diberikan kepada saya, saya
cenderung menonton film atau mengalihkan ke pekerjaan yang lan yang membuat
saya bsa merdeka mengungkapkannya. Salah satunya, menulis di Blog.
Kali
ini, saya tidak menonton, tetapi membuat film dokumenter.
Ya
ampun. Pernak-pernik membuat konten film cukup membuat saya penasaran setengah
mati. Tahu ndak; saya merancang script
film sampai diubah berkali-kali. Apa pasal? Script pertama, tulisan
sempurna. Di Film terlalu panjang terungkap dan banyak hal yang tidak penting
setelah melihat hasilnya.
Script
kedua, ketika mengisi suara secara audio gambar sudah habis berjalan; suara
sampai 10 -20 menit berjalan, sementara yang dibutuhkan durasi 5 menit. Banyak
dipotong rekaman suara. Belum lagi suara berdecit seperti rusak. Dibuang lagi.
Script
ketiga tidak ada, langsung saja dibuat tulisannya dalam layer-layer yang di-apply sudah jadi semua. Giliran tulisan
yang di-blend dengan foto bermasalah
sehingga filmnya ber-echo.
Script
ke empat, sama tidak ada. Dibuat ulang lah script ke 3 hasilnya beres. Ketika
akan di-export ke MP4, tidak muncul hasilnya.
Frustasi tetap tetap penasaran.
Buat
lagi dengan aplikasi berbeda. Semula pakai Filmora, yang kedua paka Picasa. Mau
tahu hasilnya? Film dan kolase terpisah. Hahaha..
Mulai
ngulik
Picasa. Jadi lah membuat
kolase-kolase foto dan video. Alhamdulillah jadi. Tetapi karena terlalu besar
isinya, sekali lagi gagal di-export menjadi video. Kadung nyemplung saya buat Video yang hanya bisa dinikmati di picasa untuk
dipotong per bagian. Setelah itu di ekspor ke file komputer. Baru di impor ke
filmora.
Alhamdulllah
jadi. Tetap karena saya buatnya pakai yang gratis. Maka watermarknya masih muncul. Tetapi saya sudah bisa membuatnya. Anak
saya bilang, sudah sesuai dengan jati diri saya yang ibu-ibu..
Itu
pengalaman saya buat film, karena sedang jenuh membuat soal satu bulan ini.
Sekarang sudah tidak jenuh lagi pastinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
your opinion