Jatinangor, 25 Maret 2021
BELAJAR MENYUSUN SOAL
Masuk
bulan Maret, saya sudah pasang target untuk pembuatan soal Ujian Tengah
Semester Ganjil. Khawatir teman-teman MGMP Mapel Bahasa Inggris yang saya ampu
tidak siap membuat soal yang diminta Kurikulum.
Dulu
membuat soal mudah. Tidak ada kata High
Thinking Order,seperti yang dihimbau Pengawas Sekolah dari Dinas Pendidikan
Kota/Kabupaten, sehingga soal bisa comot dari mana saja asalkan berhubungan
dengan materi ajar.
Saat
ini, jelas berbeda. Sebelum membuat soal, guru harus melihat
1. Pemetaan Soal yaitu sebaran soal dengan komposisi Mudah, Sedang dan
Susah sesuai kemampuan komunitas siswa yang diajar. Ini dibuat guru sebelum
menyusun soal.
2. Kisi-Kisi yaitu gambaran dari arah susunan soal yang akan dibuat.
3. Indikator dari Kompetensi Dasar yang dibuat oleh guru tersebut
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
4. Tingkatan Soal yaitu analisa tingkatan soal yang akan dibuat. Ada
level 1 (L1) berisi pemahaman dan pengetahuan setara dengan level mudah; level 2
(L2) berisi soal aplikasi antara pemahaman dan analisis atau pengetahuan dasar
dan pengetahuan lanjutan. Biasanya setingkat dengan soal sedang; level 3 (L3)
berisi soal aplikasi yang dikombinasi dengan analisis atau sintesis masalah.
5. Indikator Soal yaitu arahan yang dapat menentukan kompetensi siswa
dari sebuah permasalahan dalam kompetensi dasar yang diajarkan.
6. Berbagai bentuk
soal: menjodohkan, menyusun,
rumpang (cloze Text), memilih dari 2 (dua) pilihan, memilih dari 4-5 pilihan,
esai, dan lain sebagainya
7. Kunci Jawaban memberikan yang sederhana dan tepat sesuai kebutuhan
mengambil hasil kompetensi yang diujikan.
8. Sumber yaitu sumber-sumber yang bisa menjadi kaitan dengan soal yang dibuat.
Setelah soal disusun, soal
dapat dicek kembali oleh pembuat soal kedua dan penelaah soal. Rangkaian ini,
mungkin terlalu ideal untuk dikerjakan. Tetapi untuk berlatih, apa salahnya
belajar tahapan ini.
Itulah yang disampaikan oleh pengawas sekolah saya sebelum kami menyusun soal. Beliau pun memeriksa salah satu contoh soal yang diberikan yang tidak sesuai dengan indikator Kompetensi dasar yang diajarkan.
Semua dilakukan oleh guru agar tidak salah memberikan penilaian kepada siswa dan mengeneralisir kemampuan siswa.
Contoh :
Pemetaan Soal
Di atas adalah bentuk
pemetaan soal. Tujuannya adalah mempermudah guru membuat sebaran soal tiap
materi pelajaran dengan persentase yang ditentukan oleh sekolah.
Jumlah mudah, sedang dan
sukar pada soal; hanya guru yang menentukan. Jumlah persentase dan jumlah
sebaran harus sama.
Kisi-Kisi
Di
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdapat Indikator Kompetensi Dasar
(KD). Masukan KD ke dalam kolom yang disediakan, ambil Indikator yang terdapat
di dalam Kompetensi Dasar (KD) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Tertera di
kolom tersebut dengan Indikator “Menerapkan
struktur teks dan Unsur Kebahasaan announcement”
Maka
Indikator yang disusun untuk soal dengan level (L2) aplikasi yaitu dengan
menggunakan proses meletakkan
kata/frasa/kalimat ke dalam sebuah pengumuman. Indikasi kemampuan
pengetahuan tentang pengetahuan
Announcement dalam sebuah penerbangan. Kata-kata yang digaris yang
menentukan adalah guru. Soal yang tersusun menjadi seperti di dalam kartu
Soal di bawah ini
Kartu Soal
Bentuk Soal Aplikasi yang
disusun :
Which one is the correct information for flight
announcement?
Fokus
penilaian adalah aplikasi pengetahuan
siswa dalam menerapkan susunan kata/frasa/ kalimat dalam pengumuman (announcement).
·
Mengukur penerapan
kalimat present yang tepat
·
Menganalisa kalimat yang hilang dalam pengumuman merupakan kalimat/ frasa/ kata yang mendukung
gagasan pengumuman tersebut.
Meskipun soal aplikasi, kalimat pilihan membuat siswa
berkerut. Menurut sebuah sumber, berkerutnya seseorang tentang apa yang dibaca atau dilihat perlu dipikirkan lebih dalam. Oleh karena itu, soal itu sudah sama
dengan soal High Thinking Order.
Untuk Soal L1 dan L3, Kita bicarakan di lain waktu ya..
Hari ini sampai di sini dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
your opinion