Jatinangor, 15 Maret 2021
CERITAKU HARI INI RAMADHAN DI
SEKOLAHKU
Dalam
gambar ini, kami di sekolah mengadakan acara Buka puasa bersama setiap tahun.
Namun sejak bulan Ramadhan tahun lalu, tidak lagi kami rasakan kegiatan yang
membuat kami merasa “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” bisa kami alami karena pandemi.
Kami
biasanya berhasil mengumpulkan dana yang cukup besar untuk pelaksanaan kegiatan
ini, yang dikembalikan berupa santunan pada anak yatim di sekitar sekolah sambil mendengarkan
ceramah sebagai siraman rohani setelah setahun belajar.
Sayangnya, kegiatan ini kurang dibangun oleh siswa-siswi secara penuh kesadaran, mereka masih bergerak di bawah pengaruh kesiswaan, dan wali kelas. Jika kesiswaan tidak memberikan himbauan terus menerus, masya Allah wali kelas pun tak mampu berbuat apa-apa.
Terkadang
saya mengakali dengan menghimbau orang tua juga agar membiasakan berderma,
alhamdulillah banyak orang tua siswa mengapresiasi kegiatan ini. Bahkan mereka
memberikan lebih dari patokan pendanaan yang ditentukan. Memang terkadang
berbeda keinginan siswa dan orang tua. Orang tua berharap sekali anaknya
berkembang menjadi seperti yang dibayangkan “anak sholeh” sementara sang anak
berpikir bukan perkembangan untuk dirinya tetapi asal orang tua tidak bawel dan
guru cerewet. Maka mereka datang hanya pada saat pembagian konsumsi buka puasa
saja. Mereka tidak berkolaborasi dengan sekitar secara utuh sehingga
kebermaknaan kehidupan bagi dirinya masih kurang. Itulah cerita saya hari ini
tentang foto d atas. Saya berharap di masa akan datang bisa mengubah pola kerja
siswa dan pengelola sekolah lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
your opinion