SILUET VIRUS COVID-19
Pak Rahmat
dan Hari terlibat pembicaraan serius tentang Politik di negara sampai masalah
tinggal di rumah kontrakan.
“Har.. Bapak senang kalau kamu tinggal
di sini saja dengan Mirna dan Sandhya. Uangnya kamu tabung dulu. Kalau sudah
cukup. Kamu baru beli rumah dari pad Ngontrak, nak.”
“Iya pak, nanti Mirna dan Hari
diskusi dulu”
“Iya, Adzan Isya. Yuk kita sholat berjama’ah
di Masjid. Jangan lupa pakai masker.”
“Yuk..” Mereka mengambil wudhu
bergantian. Hari minta Izin Istrinya untuk pergi ke Masjid bersama ayah
mertuannya.
“Unda aku, juga punya PR. Lihat ..
un.. liat atuuuhh” celoteh Sandhya sambil meraih wajah ibunya yang asyik
membaca email untuk melihat infromasi terbarukan.
“Aa Heru sama Aa Tedi ko ga Ikut Bapak ke
Masjid.. “ Mirna seperti diserang kilat ketika Raina bertanya ke kakaknya yang
asyik mengerjakan tugas dan yang satu sedang bermain game.
“Iya .. de Kejar Bapak, sholat
berjama’ah” Pintanya kepada kedua adiknya.
“Bentar teh tanggung..” Ujar Tedi
“Allah cabut nanti loh de... kamu punya tangan kalau digunakan
hanya untuk main game” Menyampaikan perintah Allah dengan peringatan-peringatan
yang diberikan Allah bagi orang-orang yang lalai. Langsung.. kedua adiknya
melesat mencari sarung dan kopiah menuju ke Masjid.
“Teteh, AA Heru tadi bilang.. Teteh
berantem ya sama AA Hari ? Teteh jangan pisah sama aa Hari. AA hari teh baik
sama aku. Kalau mampir ke rumah ini, aa sering beliin aku Buku dan Raina pinsil
warna sama boneka.satu-satu”
Iya .. engga.. memangnya kapan Aa Hari
datang ke Rumah ini?” selidik Mirna.
“Setelah ibu wafat. Aa selalu datang
seminggu bisa 3 kali. Kemarin juga datang hujan-hujanan. Kita dibeliin baju
baru ya de..” Mirna kaget dengan usaha suaminya yang justru lebih sayang pada
adik-adiknya dibanding dia. Raina dan Sandhya asyiik mainan boneka dan
rumah-rumahan. Sampai pada akhirnya.
“Assalamu’alaikum..!!!” teriak Heru
dan Tedi berbarengan.
“Kenapa de.. ko teriak-teriak?”
Tanya Mirna
“Pak De Suherman yang tinggal di
ujung jalan kena Covid19 teh..”
“Dijemput paksa tadi di Masjid. Aku belum
sampe ke Masjid udah di suruh pulang. Ayah dan Aa Hari harus di Tes Swab dulu
dan di karantina. Karena berdiri di damping pade Suherman.”
“Astaghfirullah..” terhenyak Mirna
mendengar penuturan Heru dan Tedi.
“Jadi Ayah dan Aa Hari masih di Masjid? Teteh telp dulu” ungkapnya
cemas.
“Pak.. , bapak dan Aa Hari ditahan
untuk tes SWAB?”
“Iya, nak. Bapak Insya Allah
baik-baik saja. Dengan Hari. Paling 2-5 hari di Masjid ” terasa sekujur tubuh
Mirna Lemas..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
your opinion