KECELAKAAN KECIL
Hari kemudian memeluk Istrinya.
"Istriku, maafkan suamimu ya. Tidak jujur kemarin."
"Hmm. Ayo ke rumah Bapak. Nginep aja
dulu. Kemarin Bapak sakit kata Heru. Kayaknya kepikiran Ibu. Aku juga minta
maaf ya, suamiku." Dijawab dengan anggukan dan pelukan hangat.
Hari mengambil Jaket kulitnya dan dipakai.
Dia lipat jas Hujan di selipkan di motornya.
"Ayah, buruan. Keburu malam"
desaknya.
"Iya.. yuk."
"Ayah, jadi engga; nerima posisi
manajer di bengkel?" Tanya Mirna setelah menaiki motor suaminya.
“Buat apa jadi manajer kalau gagal meraih
hatimu..” katanya bercanda
“Hushhh.. “ Mirna diam dan sedikit
cemberut, lalu mencubit pinggang suaminya..
“Adoooww. Nanti jatuh lohh..”
“Udah cepet dipacu, keburu anak kamu
nangis!” Hari pun memacu dengan kecepatan seadanya dan tiba-tiba cuiiittt..
direm mendadak, Mirna semakin merapat dan Hari hanya tersenyum saat Mirna
memukul pundaknya karena kaget dengan rem mendadak.
“Astagfirullah, aa; Kalau ketabrak gimana.
Alhamdulillah masih selamat.”
“Lagian Bunda, Cuma sekitar 800 meter aja
minta ngebut.” Candanya.
“Minggir dulu, yah. Lupa bawa susu
Sandhya. Berhenti di Mini market di sebrang jalan rumah Ayah, ya?!”
“Sekalian gula, kopi, teh buat ayah”
menyampaikan pendapatnya. Mirna
mengangguk. Dalam 7 menit, Mirna sudah langsung menyelesaikan pembelian di mini
market. Suaminya, Hari, hanya menunggu Mirna di sebrang jalan. Dia melihat
istrinya menyebrang jalan dengan hati-hati. Dari arah berlawanan sebuah angkot
tiba-tiba
“Wushhh” Mirna terlempak ke sisi dimana
Hari memarkir motornya. Hari membantu istrinya yang sedikit terluka di tangan
dan sikunya; dia juga mengambil semua isi kantong plastik, dibantu oleh
orang-orang sekitar yang melihat kejadian. Hari tidak mampu mengejar angkot
yang menyerempet. Dia merengkuh bahu Mirna yang meringis kesakitan di bagian
kaki, dan tangannya. Lalu memapah ke pinggir serta membantunya mengenakan helm. Kemudian dia starter motornya, mengucapkan
terimakasih pada orang-orang yang membantu dan pergi. Sesampainya di rumah ayah
Mirna.
“Unda... huhuhuhuhu.... aku sendirian huahuhuhu..” sambil berjalan
dengan berderai air mata di gendong kakeknya. Adik-adik Mirna mengelus-elus
rambut Sandhya dengan penuh kasih.
“Kenapa, Kamu Mir.., tanya ayahnya melihat Mirna meringis kesakitan dan
di papah masuk oleh Hari.
“ Kesrempet Motor, pak” jawab Hari lirih.
“Dimana?” sahutnya lagi
“Di depan Mini Market, untungnya sudah di pinggir.” Sambil menyerahkan
kantong plastik mini market yang dibawanya. Heru menyambut dan meletakkan di
Meja makan. Mereka semua berkumpul di ruang makan. Ayah Mirna masih menggendong
cucunya Sandhya ketika Heru dan Mirna masuk
untuk membersihkan luka ringan di tangan dan kaki Mirna. Susan membantu
membawakan baskom berisi air hangat dan handuk yang disiapkan Tedi adik Mirna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
your opinion