Mengenai Saya

Foto saya
I love writing, learning, cooking, watching some cartoon films such, sponge Bob, naruto, the legend of Aang.

BELAJAR DARING DI KELAS RPL #Day23AISEIWritingChallengHujan

 

HUJAN

              Mirna masih menunggu suaminya yang belum sampai rumah padahal jam sudah menunjukkan pukul 17.30. Dia hanya bermain dengan anaknya. Dia mau ke rumah ayahnya karena sudah janji dengan Heru. Tetapi hujan lebat dan suami belum pulang sementara anak masih tertidur. Tadi dia diberi pinjaman Wanidya gawai lamanya, dia coba untuk membuka tempat penyimpanan simcard. Lalu dia memasukkan simcard nya sendiri. Alhamdulillah, dia melihat pulsa kuota data dari pemerintah sudah bertambah.

             “Oke.. done” setelah berhasil memasukkan simcardnya. Telpon saja Heru, pikirnya.

             “Hallo, Heru. Bapak udah pulang belom?”

             “Udah Teh. Lagi ngobrol ma adik-adik. Pak, Teteh Mirna.”

            “Mirna, tadi kamu ke rumah? Kamu baik-baik aja?”

            “Iya pak. Tapi Mirna ga bisa ke sana sekarang, mau kasih pinjem komputer ke Heru. Pak, Heru weeh ke rumah Mirna. Aa Hari belum pulang. Di sini ujan deres.. Bapak udah makan belum?” jelasnya sambil bertanya.

            “Udah, bapak udah makan.  Iya. Makasih ya nak, bantuin bapak ngurus adik-adik; Iya nanti, Heru ke sana.”

            “Kalau Heru engga kesini, Nanti dia engga bisa kerjakan tugasnya. Kan di rumah engga ada komputer. Sembari Mirna jagain Sandhya di sini, aku bisa ngajarin Heru, pak.”

            “Iya.”

          “Heru.. jung ka rumah Teteh Mirna. Diajar komputer di ditu. Pake jas hujan bapak, teras kunci motorna dina lomari atas ..; buru bisi Teteh sibuk engke.” Terdengar suara ayahnya meminta adiknya untuk segera ke rumahnya.

            “Muhun Pak. Iyeu ge bade. Assalamu’alaikum” pamit heru setelah itu.

           “Tos berangkat tah Heru Mir. Tungguan weeh di imah. Moal aya nanaon”

            “Iya pak. Bapak sing sehat. Mirna teu acan tiasa ngalongok bapak.Makan na kedah teratur. Ulah dipikiran sametan mah. Dibayarkeun wehh nya pak. Heheh”

           “Nya.. Bapak tinggal heula nya Teh.. adik-adik didinya banyak patarosan tah. “

          “Nya pak, wassalamu’alaikum” sahutnya. Kesedihan Mirna luar biasa mendengar ayahnya menjaga adik-adiknya sendiri. Mirna yakin Bapaknya pun merasakan ketakutan dan kesedihan dia. Dia kembali melamun. Apa yang terjadi selama ini, baru disadari kalau dia banyak dipikirkan oleh ayahnya juga. Rumah tempat mereka tinggal adalah satu-satunya warisan  nantinya. Dia harus bersikap adil untuk adik-adiknya. Ayahnya pasti memikirkan kebutuhan semuanya.

          Dia tidak mampu menceritakan masalah keluarganya pada suaminya Hari. Mungkin Hari mendengarkan dia, Membantu dia mendapatkan solusi untuk bapak.Tetapi kenapa lidah ini kelu untuk bercerita pada Hari. Apalagi sejak kejadian kemarin. Serasa sulit sekali mengatakan sesuatu padanya.

          Saat menunggu adiknya Heru datang, dia melihat banyak notifikasi dari Library Congress terdengar suara memanggil dari luar   

          “Teteh... “

          “Sebentar...” Mirna segera mengenakan kerudungnya untuk membukakan pintu.

         “Masuk.. “ lanjutnya menyuruh Heru masuk.

         “Kamu udah Makan belum?” tanyanya pada adiknya.

         “Acan.. tadi nuju emam. Bapak nyuruh abi kadie cepet2. Bapak watiran teh ka teteh.”

         “Nya.. sok emam heula. Sa aya na wehh nya.. Ulah nu Iyeu nya de.. iyeu kangge Aa Hari”

          “Muhun Teh..” Heru makan dengan lahap, saat itu dia mendengar suara motor suaminya dan Sandhya bangun pula dengan tiba-tiba mendengar suara motor ayahnya.




          “Baru Pulang, Yah?” sambil menggendong Sandhya dan suaminya yang kebasahan segera membuka jas hujannya, meletakkan di dekat bangku panjang. Dia ingin mencium anaknya yang ditahan Mirna dan mengusap punggung istrinya.

         “Ada Heru lagi makan.” Jelas nya ketika melihat motor Pak Rahmat, Mertuanya di rumahnya.

         “Ooh..”

         “Masak Apa kamu? Ada uangnya?”  tanyanya beruntun

         “Masak bayem jagung dengan ikan cue pedes”

         “Okey..” sambil menjentikan tangannya ke dagu istrinya.

         “Aku mau mandi dulu, Minta Air Panas buat mandi, Ya Bun. ” dijawab dengan anggukan.  Mirna pun menurunkan Sandhyakalaning turun untuk bermain dengan Pamannya, yang barus selesai makan. Heru mencium tangan Kakak iparnya santun.

 



1 komentar:

  1. Akhirnya ayah pulang....
    Setelah ayah mandi langsung berondong pertanyaan bun!!!

    BalasHapus

your opinion