BELAJAR PEMBIMBINGAN SISWA
GAYA MENGHIBUR IDOL K-POP
Fenomena siswa/siswi yang notabene remaja menyukai
K-Pop sudah tidak asing lagi terdengar di kuping banyak orang tua dan juga
pendidik. Perubahan sikap anak-anak remaja dianggap sebagai bentukan dari para
Idol K-POP. Oleh karena itu, Hujatan pada Idol K-Pop juga tidak jarang muncul
dari mulut “haters” K-Pop, mereka
tidak boleh diikuti karena yang laki-laki seperti perempuan dan perempuan
mengenakan baju yang tidak sesuai dengan budaya timur. Tidak salah pendapat
itu. Mungkin kita harus mengabaikan sementara hal ini dan mengalihkan pada
bagaimana proses pembimbingan Idol K-POP sehingga menjadi berlian yang memiliki
magnet tersendiri di antara anak-anak remaja mengalahkan pembimbingan orang tua
dan guru.
Membangun konsep pembimbingan seorang anak menjadi
sebuah berlian yang bersinar ke seluruh dunia ternyata tidak bisa simsalabim jadi seperti yang terlihat. Tidak
usah disampaikan, semua orang pasti tahu bagaimana sulitnya mencapai tangga
kesuksesan.
Di Awal bulan November kemarin, anak
saya yang masih remaja tanggung jingkrak-jingkrak dan teriak ketika dia tahu
idol K-POP nya muncul di sebuah stasiun TV. Saat itu, saya pun ikut menonton
penampilan mereka. Buat saya, yang bukan generasi milenial, menganggap Idol
K-POP tidak lebih dari Penyanyi biasa yang ada di Indonesia juga. Ketika akan
tidur malam, saya dan anak akhirnya berdiskusi tentang apa saja yang kita ingin
ceritakan berkaitan dengan yang dilihat dalam penampilan K-POP itu. Dia mulai
bercerita, Idolnya yang baru saja bernyanyi sering kali dihujat tetapi hebatnya
mereka tidak marah dan menjawab yang tidak baik pada Idolanya. Sekian banyak
hal baik yang disampaikan anak remaja ini membuat saya penasaran ada magnet apa
yang membuat mereka begitu digandrungi?
Saya mencari kebiasaan Idol anak
saya ini berlaku, melalui 24hr Relay Cam
meraka. Mereka yang telah ditempa sebagai trainee
sejak masih belia. Dapat terlihat dari rekaman ini. Satu persatu saya pelajari
bagaimana mereka berhadapan dengan kamera dari jadwal yang diberikan perusahaan
hiburan ini. Tiap member K-POP seolah
berdialog dengan penggemarnya yang dianggap sebagai teman mereka. Mereka
diberikan pendidikan Manner
menghadapi berbagai sifat dan karakter penggemar. Mereka menampilkan kehidupan
mereka yang tidak jauh berbeda dengan penggemarnya. Memakan-makanan yang sama
seperti yang dimakan oleh penggemarnya. Bahkan untuk yang berusia di bawah 19
tahun tidak diperkenankan untuk tidur sampai dengan jam 01.00 malam,
tersampaikan di video-video itu dalam keadaan apapun. Mereka, yang diberikan
kamar sendiri, harus mengurus semuanya sendiri tanpa bantuan seorang “nanny” (pembantu). Juru masak
disiapkan dan manner mereka terlihat
alami saja bahwa mereka sangat menghargai juru masak yang memasakan makanan
mereka; tetapi tak jarang mereka pun belajar memasak sendiri sehingga ketika
juru masak tidak ada mereka bisa bertahan. Sapaan kepada penggemar yang
menghubungi mereka dalam “bubble chat” ditanggapi dengan santun dan cerdas,
sehingga ini membuat banyak penggemarnya tertarik dan sayang pada mereka.
Apakah Cuma itu, magnet mereka?
Ternyata tidak. Saya cek dan temukan
kembali berbagai bentuk model pelatihan yang mereka dapat ketika mereka akan debut dan berinteraksi dengan
penggemarnya. Model Pembelajaran yang menyenangkan dan menarik dipelajari
adalah semua materi pembelajaran mereka dilakukan dalam bentuk game atau
permainan. Ketika mereka harus memahami tentang materi Bisnis saja. Mereka
diminta untuk melakukan bentuk ROLE PLAY
yang direkam langsung, mereka dibagi berkelompok. Kelompok pertama membawahi Pemasaran, Kelompok kedua Public Relation, Kelompok ketiga Production dan Kelompok keempat keuangan. Role Play yang mereka perankan, gaya suka-suka mereka. Itu lah
pemahaman tentang bisnis buat mereka. Tetapi dari sana, mereka justru
mendapatkan olah karya yang apik dari koreografi tarian, setting video, lightning, rekaman suara, wardrobe,
style. Mereka cenderung berinovasi
dalam setiap debut mereka. Sementara
ketika mereka harus menyapa penggemarnya, mereka pun diberikan kursus singkat
dalam video-video yang menghibur bagaimana mereka belajar bahasa dari negara
yang akan mereka kunjungi; contoh Belajar bahasa Thailand, Indonesia, Inggris,
Cina, Jepang, Spanyol dan lain-lain. Sampai dengan pembelajaran yang berkaitan
dengan apa yang memang mereka butuhkan secara formal disediakan agar mereka
melatih pola pikir sesuai keinginan mereka; maka tidak jarang dari merka ada
yang cerdas dalam bidang matematika, fisika, olah raga, komputer, game,
komunikasi, bahasa, dan sosial masyarakat.
Ini
salah satu Olah Karya bahasa “Lagu” yang harus mereka bawakan.
From Home
Huu-woo
Ye-iye-yeah
I remember like it's
yesterday, oh-no-hoo
외로움에 힘들던 그때, oo-woo
낯설기만 하던 이 공기도
두렵기만 하던 이 떨림도
Now I know
그 어렸던 마음까지 모두
추억이 되게 해준 너
'Cause of us I'm feeling strong again
서로 믿어줄 때면
이곳에 날 당연하게 해
When we shine bright
I'm alive in the CT 날 노래해
이 조명 아래 서로를 바라보면
나도 몰래 웃게 돼 다 잊게 돼 yeah
'Cause I'm not alone
내게 따듯한 집이 돼준 너
어제와 지금의 나
또 다가올 내일 우리
It all starts from home
곧 보자며 웃고 돌아서서
눈물부터 마주했지만
걱정 마 그 눈물보다
이젠 웃을 날이 많아 woo
언제든지 와 난 여기 있을게
'Cause I've got a place
편히 내 맘껏 쉴 수 있는 my own
이 문을 열면
모든 걱정도 사라지게 돼
Once again
'Cause of us I'm feeling strong again
서로 믿어줄 때면
이곳에 날 당연하게 해
When we shine bright
I'm alive in the CT 날 노래해
이 조명 아래 서로를 바라보면
나도 몰래 웃게 돼 다 잊게 돼 yeah
'Cause I'm not alone
내게 따듯한 집이 돼준 너
어제와 지금의 나
또 다가올 내일 우리
It all starts from home
이젠 길을 잃을 두려움도
겁내기 바빴던 날들도
Pengarangnya melihat perjalanan mereka sejak kecil sampai dengan mereka
mencapai debut-debut yang diakui dunia diungkapkan dari sisi mereka yang
terpisah dari keluarga, teman dan lingkungan mereka untuk mencapai titik dimana
mereka bisa berguna bagi semua orang. Ekspresi yang disampaikan mereka membuat
kita yang tidak paham kalimatnya terharu. Ungkapan cinta dari sisi yang berbeda
sebagai isi dari lagu ini. Apakah mereka memang dari tempat yang terjauh?
Mereka bukan hanya orang Korea,
tetapi mereka sebagian juga diambil dari beberapa negara asia (Cina, Jepang dan
Thailand) dan Amerika, meskipun masih ada darah keturunan Korea. Perjalanan
menuju tangga sukses itu mengalami banyak tantangan yang terkadang membuat
mereka merasa diri mereka “Alone”. Di
dalam lagu itu tersirat dan tersurat tentang perjalanan mereka berkarir sebagai
seorang Idol. Mereka butuh 5-6 tahun sebagai
trainee di situ mereka ditempa. Hanya yang memiliki mental kuat, berjiwa
pejuang dan mampu berinovasi dapat mencapai tangga sukses dan dikenang sebagai
idol. Itu lah pemahaman saya setelah menonton beberapa dari “24 hr Relay cam” mereka. Apakah cukup
sampai di situ? Dan apa hubungannya dengan Pembimbingan di kelas untuk sekolah
di Indonesia?
Benar, saya mungkin hanya
menyambungkan saja bagaimana anak Indonesia yang sebagian besar menyukai K-POP
dengan keseharian mereka. Remaja di Indonesia, sangat sulit mengungkapkan
bagaimana perasaan mereka. Remaja yang juga siswa banyak mengidolakan tidak
hanya Idol K-POP tetapi banyak juga yang mengidolakan bintang-bintang Indonesia.
Sayangnya, Sinetron kita yang bertajuk remaja masih menggambarkan meraih sukses
dengan kerlip kehidupan itu sngat mudah; cukup menjadi artis, tanpa dibekali
ilmu menghadapi tantangan di depannya. Jadilah informasi hiburan diambil dengan
hanya mempertontonkan kekayaan dan kejutan-kejutan yang tidak mendidik.
Tidak dengan Idol K-POP ini, Mereka cukup “humble” menyampaikan bahwa jika tidak
ada teman-teman yang lain dalam tim mereka
yang mendukung satu dengan lainnya maka mereka akan hancur. Mereka harus
memilih sekolah atau menjadi trainee
Idol. Pilihan mereka pada panggung hiburan dibekali pemahaman fashion, sesion pemotretan, make up, lighting, Mereka hanya berkutet dengan latihan dan merekam
kemampuan tari, nyanyi untuk memproduksi
olah karya mereka dan memasarkan produk mereka, berkeliling menyapa dunia
karena bekerja menggunakan gaya mereka, gaya anak muda.
Oleh karena itu, mereka banyak
berdiskusi dengan Line manajer dan produser mereka serta perusahaan mereka
tentang bagaimana menjadi sukses versi mereka. Mereka bereksplorasi dengan gaya
mereka. Perusahaan Hiburan ini hanya memfasilitasi keberagamaan kemampuan
mereka agar makin bersinar karya-karya yang bukan keinginan pasar tetapi
sebaliknya. Bagaimana pasar bisa menyukai karya mereka.
Meskipun mereka sudah menjadi anggota
Idol K-POP, Eksplorasi pembelajaran mereka terlihat melalui banyak kegiatan. Salah satu diantaranya adalah
ajang bakat Rapper dari sebuah stasiun
TV Korea. Apa yang mereka rasakan?
Sama seperti orang pada umumnya, gemetar, khawatir, deg-deg an, bingung muncul.
Bagaimana reaksi teman-teman satu tim K-POP mereka. Ini yang perlu kita
pelajari sebagai pendidik lebih dalam.
Lagu From Home di atas, menceritakan
tentang dukungan tiap anggota dalam tim; sang Rapper mereka pun mendapat dukungan dari teman-teman satu timnya.
Sehingga saat dia menyusun tulisan rap untuk
bertarung dalam ajang kompetisi Rapper, teman satu tim pun berada di
balik layar menunggu nya. Bentuk ini menjadi dimensi dimana dia serius
menghadapi pengembangan diri sebagai Solo
Rapper sambil menguatkan kerjasama tim, yang berdo’a untuk dia, memberikan
masukan, dan memberikan keyakinan gaya anak muda. Yang tidak kalah
mencengangkan, penggemar seluruh dunia mencari tahu tentang kegiatan ini untuk
mendo’anya juga sebagai bentuk dukungan mereka kepadanya. Magnet lain,
bukan?
Aura bintang memang melekat pada
dirinya tetapi apa yang dia lakukan secara sadar? Dia mampu membuat para juri mengikuti irama Rapp yang dia bawakan meski hanya
sedikit tetapi harmoni nya terasa kental. Dia menunjukkan usaha terbaik untuk
menuliskan olah karyanya sendiri dan menyanyikannya, agar diakui oleh Rapper terbaik sebagai jurinya. Kemenangan
dia karena kemampuannya dalam menghadapi tiap tantangan Rapp yang diberikan. Begitupun saat dia menjawab pertanyaan juri;
dia menyampaikan pendapatnya dengan santun dan simpel nampak kecerdasan dalam
jawabannya, tanpa menganggap dirinya lebih baik dari peserta lain. Ketika
Menang, ekspresi yang terlihat, dia hanya senang dan kembali seperti biasa.
Intinya bukan memenangkannya tetapi
karakter yang dimunculkan oleh Idol K-POP ini. Dia tidak jumawa setelah mendapatkan kemenangan. Dewasa dalam menghadapi
tantangan yang memang dia ikuti. Proses perjalanan mencapai kemenangan adalah hal
yang juga dialami oleh kebanyakan orang. Dia menganggap dirinya hanya belajar untuk
menjadi main rapper (Rapper utama)
yang baik dan menyenangkan sebagai tujuan utamanya mengikuti ajang itu, bukan
untuk memamerkan sisi dirinya yang Idol. Maka dia menggali dari segala yang
juri sampaikan menjadi bahan pembelajarannya. Karakter deep learner seperti ini yang masih sulit ditemukan di sekolah
Indonesia. Mungkin ada, tetapi belum banyak. Sepertinya, sebagian besar K-popers ini mulai merasakan magnet
kedewasaan berpikir seorang Idol, yang bisa menjadi panutan bersikap. Meskipun
sang Idol itu sendiri tidak menganggap dirinya dewasa dan bijak.
Sama Hal nya dengan Rapper, main solo (Penyanyi Solo Utama) dalam K-POP pun melakukan yang sama
untuk menguji eksplorasi teknik menyanyi mereka. mereka ditempa untuk belajar
memilih eksplorasi mana yang mereka ingin dapatkan dan gunakan untuk olah karya
mereka dalam ajang pencarian bakat Mask
Singer. Semua pilihan diberikan kepada anggota Idol K-POP itu sendiri.
Mengaransemen lagu yang akan mereka bawakan. Melatih Highnot, lownot, strain, tense, mengkombinasikan semua kemampuan lebih dalam dengan cara mereka untuk
mencapai trik dari lagu dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Harus dilakukan hanya dengan belajar lebih baik sebagai seorang yang
bekerja di dunia hiburan. Ada kalanya mereka menang, ada juga yang kalah.
Mereka tahu harus apa ketika menang dan kalah. Pembimbing dan manajer
perusahaan hiburan ini sangat baik mengarahkan mereka. Saya sebagai guru dan
juga manajer kelas, masih belum mampu mengarahkan dan membimbing siswa agar
lebih realistis menerima semua tantangan hidup berkompetisi seperti yang
dilakukan mereka. Menerima semua dengan ikhlas. Belum lagi ketika mereka harus
memadukan dengan tarian dari Koreografinya. Apakah magnet berikutnya merupakan
bentuk perwujudan keinginan mereka sendiri atau karena faktor lain? Apakah
mereka tidak Bosan dan stres menghadapinya? Bagaimana mereka mengelola stres
dan membangkitkan energi berkarya?
Sebagai orang yang mulai diperhatikan
semua tingkah laku dan bicara mereka, mereka sadar betul, bagaimana mereka harus
mengatasi dan mengelolanya. Perusahaan hiburan ini melakukan pembimbingan bukan
hanya yang bersifat pendidikan pada Skill
mereka. Mereka diminta mengatur jadwal latihan, bercengkrama dan mendiskusikan
hasil rekaman secara mandiri hanya dengan tuntunan challenge program. Oleh
karena itu, mereka menunjuk pemimpin dari tim mereka. Sangat berat, tugasnya.
Setiap kali challenge program
berlangsung. Berhasil tidaknya dilihat dari kerja dan usaha pemimpin tim.
Begitupun saat debut atau kegiatan tour ke setiap negara di dunia.
Pemimpinnya harus menghitung jumlah anggota dalam timnya. Apapun yang anak buahnya
lakukan menjadi tanggungjawab dia. Dia pun yang menjadi motor untuk masa-masa
bosan dengan berbagai macam kegiatan. Kecerdasan dan kreatifitas sorang Idol
K-POP ini, terlihat bagaimana ketika dia memimpin sesi tanya jawab, maupun memperlihatkan
hasil tes challengenya. Dia cukup kreatif
mencari solusi dan berkomunikasi dengan setiap anggotanya. Selalu mendukung hal
positif yang anggotanya harapkan. Dia membentuk sebuah peradaban sendiri untuk
menghormati keputusan di asrama dimana mereka tinggal dengan berdiskusi melalui
peer friend (tutor sebaya). Ini
dibuktikan dengan anggota termuda sangat menghormati anggota yang berusia lebih
tua. Sementara yang tua melindungi anggota yang lebh muda dengan cara mereka
sendiri di dalam unit-unitnya. Bahkan ada di satu unit yang anggotanya,
anak-anak pemimpi, yang menjadi pemimpinnya terkadang seperti “dibuli” hanya
untuk membuat satu sama lain nyaman. Di satu sisi dia tegas dengan caranya
memberikan peringatan pada anggota di dalam unit tersebut hanya dengan
kata-kata sederhana yang tidak menyinggung. Mereka semua layaknya kakak adik
dalam sebuah ruangan. Ada di satu Challenge,
mereka harus menyampaikan uneg-uneg di depan kamera pada seseorang yang sudah
ditentukan oleh line manajer mereka
di dalam seuruh Unit K-POP ini. Apakah yang terjadi?
Semua mengungkapkan dengan bahasa mereka
tidak dibuat-buat atau berpura-pura. Tidak ada di dalam kata-kata mereka unsur
melecehkan dan menjatuhkan satu sama lain justru membuat mereka menjadi merasa
lebih dari sekedar teman. Video yang dirancang perusahaan itu berdurasi 2-3
menit mampu membuat saya belajar memahami lebih dalam mengapa anak saya menjadi
jingkrak-jingkrak ketika mereka tampil dalam debut mereka. Mereka bukan hanya
menjual tampang dan lagu ternyata mereka menjual manner yang tanpa disadari.
Jangan salah pengertian ya; bukan menjual dalam artian sempit tetapi memberikan
gambaran bagaimana semestinya seorang muda berperilaku terhadap teman yang
disayang nya. Bagaimana membangun sosok teman dalam kehidupan mereka.
Dari ini semua, saya hanya
mencatat setidaknya ketika saya membaca lagi pelajaran kehidupan mereka, saya
sebagai seorang guru/wali kelas yang juga merupakan manajer di kelas mengambil
hikmah terbaik bagaimana mengarahkan remaja-remaja tanggung ini. Pembimbingan
gaya K-POP bukan yang terbaik tetapi paling tidak jadi langkah peningkatan
kemampuan karakter baik yang dapat dikerjakan dengan bahagia bersama anak-anak yaitu
:
1.
Memahami karakter
siswa didik dan keinginan terbesar mereka
2.
Melatih mereka
menjadi diri mereka dengan cara memvideo kehidupan bekerja keras versi mereka; no “alay” version, bisa jadi dalam bentuk tulisan sederhana mereka
yang dikumpulkan (kalau Video agak mahal buat ukuran anak-anak di Indonesia)
setiap hari.
3.
Banyak berdiskusi
tentang segala permasalahan pembelajaran di kelas dengan gaya game sederhana.
4.
Belajar mengarahkan
mereka untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada.
5.
Belajar memperdalam
yang disuka dengan berbagai Tantangan kehidupan.
6.
Belajar menerapkan
apa yang menjadi komitmen bersama dengan tanpa paksaan (meskipun sedikit susah)
7.
Belajar dengan
ikhlas menerima kemampuan mereka apa adanya.
8.
Belajar mengajak
mereka memperdalam kemampuan.
9.
Belajar
menghubungkan permasalah dengan poin-poin yang telah dikerjakan.
10.
Belajar bermusyawarah
untuk menegaskan pentingnya menghargai pendapat orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
your opinion