Mengenai Saya

Foto saya
I love writing, learning, cooking, watching some cartoon films such, sponge Bob, naruto, the legend of Aang.

Senin, 28 Desember 2020

#Day30DesAISEIWritingChallengeSemangatBelajarDeepLearningAkhirTahun

 

SEMANGAT BELAJAR “DEEP LEARNING” AKHIR TAHUN

Nonton dan mendengar penjelasan “Deep Learning” Prof R. Indrajit dan Prof. Rozak Hasibuan yang panggilan akrabnya Prof Ucok.. Busyet! keren bener.

      Saya jadi beneran tertarik mengulas salah satu dari deep learning sepertinya. Dari pemahaman saya setelah menonton Youtube: channel Ekoji itu, apa yang dikerjakan seorang guru ketika mengajar di dalam kelas dengan berbagai metode untuk satu materi pembelajaran adalah kegiatan deep learning.

      Bisa jadi, ketika Omjay menceritakan Buryam atau Pak Toad dengan Satya Lencana merupakan pemaparan tentang deep learning. Jikalau ada seorang guru bahasa asing mengajarkan pembentukan kata  sampai dengan kalimat, itu bisa dianggap sebagai pembelajaran deep learning karena contoh sederhana Prof Ucok sampaikan pada Prof Eko tentang “Baju batik yang dikenakan oleh prof Eko adalah batik corak milik PGRI membuktikan bahwa Prof Eko telah melaksanakan kegiatan bersama PGRI. Baju batik tersebut belum dicuci selama kurang lebih 3 hari. Proses pembeliannya berhutang atau pinjam,” sangat mudah dicerna.

    Terkadang kesulitan guru ketika akan menyampaikan deep learning saat pemilihan konsep pembicaraan yang tepat dan pemilihan kata yang masih ambigu sampai pada pendengarnya (siswa). Langkah praktis tidak akan bisa tertulis ketika guru tidak bergeming dalam peningkatan mutu dirinya untuk mempelajari konsep materi dan penggunaan kosa kata yang tepat.

       Ada juga yang ketika menjelaskan dalam konsep tertulis mantab, tetapi dalam konsep story telling atau bercerita amburadul. Bisa jadi terbalik. Semua dapat dipecahkan dengan menggali potensi diri. Tidak ada kata salah, jika kurang tepat ada dalam pelaksanaan pembelajaran; tentunya, harus ada perbaikan konsep ke depan. Itulah yang menjadi inti dari deep learning.

          Sekarang tinggal seberapa inginkah guru mengubah cara pandang pembelajaran di dalam kelas agar pencapaian target siswa bisa terdongkrak seperti yang diinginkan. Aura negatif pun tidak terpantul pada siswa jika pilihannya memperbaiki dan terus memperbaiki. 



2 komentar:

  1. Terimakasih ilmunya Bu..
    Udah lama saya tidak BW...
    Keren tulisannya ibu...

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah bila berguna ya mbak..eh bu

    BalasHapus

your opinion