SABTU, 5 Juni 2021
SILA PERTAMA PANCASILA
KETUHANAN YANG MAHA ESA
Mona : Siti sudahkah kamu shalat?
Siti :
Belum, Lho jam berapa sekarang?
Mona
: Sudah adzan deh, aku denger.
Siti : Oh,
ok deh. Aku shalat dulu. Kamu mau antar aku ga Mon?
Mona
: Aku anter yuk. Aku di depan
mushala aja ya?
Sesaat setelahnya
Guru
: Ko berdiri di situ? Kamu Ga shalat?
Mona
hanya tersenyum dan menggeleng saat itu Siti yang baru selesai shalat
berkata.
Siti : Mona ibadahnya hari Sabtu dan Minggu Bu di
Gereja.
Guru
: Oh begtu. Maaf ya Mona.
Mona
: tidak apa-apa bu.
Sampai
saat ini, anak-anak yang tinggal dalam keberagaman akan dengan cepat memahami
apa yang disebut toleransi tanpa mengikuti keyakinan yang lain. Mereka lebih
baik pemahaman terhadap batas toleransi dalam keberagaman yang ada di
masyarakat, terutama berkaitan dengan keyakinan yang dianut seseorang. Tidak
ada pemaksaan terhadap apa yang diyakini.
Guru
: Jum’at ini, kalian jangan lupa
membawa alat shalat dan Qur’an
Siswa 1 :
Saya juga bu?
Guru
: Kamu kebaktian di ruang 12
lantai 2
Siswa 2 :
Kalau saya bu?
Guru
: Kamu ke Pura tiap hari Munggu
sore kan.. jadi Jum’at ini kamu
cukup berdo’a di kelas.
Siswa 2 : Saya ga boleh ikut jum’atan bu?
Guru
: Kamu mau belajar agama Islam?
Baca bukunya dahulu say..
sebelum kamu yakin. Kalau
sudah yakin boleh mulai shalat
jum’at.
Pemahaman
ketuhanan setiap agama berbeda perwujudannya dalam kehidupan sosial. Keyakinan
kepada Tuhan tidak bisa dipermainkan. Oleh karena itu, Penguatannya harus dari
kedua orang tua sebagai akar kesadaran beragama yang dijalankan sesuai kepatuhannya
pada Tuhan yang diyakini bukan karena suatu kepentingan tertentu.
terimakasih inspirasinya
BalasHapus