Senin, 30 Juni 2021
KEADILAN VERSI SEDERHANAKU
Pancasila
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Otak saya terkadang seringkali
error jika berhubungan dengan keadilan. Kenapa tidak? Ketika masih kecil
almarhumah Ibu saya tercinta memperlakukan empat orang putra-putrinya dengan
sangat adil dengan cara membagi kue yang menjadi snack kegiatan di kantornya
dengan empat bagian. Filosofi beliau, keempat anak beliau harus merasakan semua
rasa dari kue yang dibagi itu; bukan hanya sekedar rasa, tapi makna terbesar
adalah terbagi sama besar dalam kue-kue itu.
Ternyata
benar, ketika kami menemukan ayah ibu kami wafat, tak ada satu diantara kami
yang memiliki hak yang lebih besar diantara satu dan lainnya. Semua dari kami
memahami besar kecilnya peninggalan orang tua bukan sebagai hal yang perlu
diperdebatkan, tapi bagaimana mengaturnya agar adil dan benar-benar dijalankan
dengan lebih mendalam bagi seluruh anggota keluarga. Bukan hanya anak, tetapi
cucu sampai cicit setidaknya dapat merasakan peninggalan (warisan) itu.
Pembelajaran
hukum keadilan selama ini memang sangat perlu hati-hati dalam mengaplikasikan
di kehidupan. Sejujurnya saya secara pribadi mengacungkan jempol pada panduan
Al qur’an yang saya yakini karena di sana saya dapat mempelajari bagaimana
sebaik-baiknya adil itu. Bukan ukuran atau banyaknya yang sama. Tetapi muatan
di dalamnya.
Islam
mengajarkan pembagian hak waris antara lain sebagai berikut sederhananya; jika
wanita mendapat 1 kali maka laki-laki
mendapatkan 2 kali dari wanita. Kalau dilhat dari banyaknya sudah pasti
dianggap sebagai ketidakadilan. Pemahaman yang mungkin perlu diketahui bahwa
laki-laki harus menjadi tulang punggung bagi keluarga jika ayahnya wafat, dia
yang melindungi ibu serta saudara perempuannya. Tanggungjawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
your opinion