Ini
salah satu tulisan anakku, dia juga penggiat literasi yang aktif di Wattpad.
Tulisannya selalu berkaitan dengan cerita pendek seorang anak remaja.
Tentang Hari
Oleh:
Andini Putri Bintang
SENJA hari itu tak bersahabat. Hujan turun, mengguyur bumi.
Membagi air pada semesta. Damar duduk dengan wajah muram. Matanya sembab,
kantung matanya melingkar menghiasi netra cokelatnya.
Hari itu
dia kembali, dengan nilai 5 tertera di kertas ujiannya. Seolah tak cukup,
takdir kembali menemuinya dengan lara.
Ibunya dipanggil Sang Kuasa.
Bila ia
diizinkan mengulang hari, maka ia akan mengulang Jum’at itu. Ia akan memakan
sarapannya, ia akan mengerjakan ulangan fisika dengan sungguh-sungguh. Tapi
nyatanya, waktu tidak pernah sebaik itu.
Damar
meratapi, menyesali kebodohan diri. Air matanya seolah terkuras habis,
membuatnya tak lagi bisa menangis malam itu.
Jam
menunjukkan pukul 23.45, namun lantunan ayat tak hentinya putus mengiringi
malam dingin yang seakan tak berujung itu. Si adam tak bergerak, tetap di
tempatnya menghiraukan ujaran semangat dari para kerabatnya.
“Sampai
kapan mau begini?”.
Damar
menoleh, menatap pamannya yang berdiri di ambang pintu. “Apa ibumu bakal senang
kalau lihat kamu kacau begini?” sang paman melangkah, mempersempit jarak hingga
akhirnya duduk di sisi Damar.
Damar tertawa miris,
seolah menertawai takdir yang baru menginjak-injaknya dengan telak. “Ibu tidak
bisa lihat saya. Dia tidak akan tahu seberapa menderita saya sekarang ini,”
ucapnya pahit. Pamannya melirik sekilas, menghembuskan napas berat dan meraih
bahu si keponakan.
“Kamu tau? Ibu punya
intuisi paling keren di muka bumi ini,” katanya. “bahkan dengan jarak selebar
perbedaan dunia, saya yakin dia tahu kamu sedang menderita,”. Hati Damar
mencelos, merasa sesak itu kembali menghinggapi batinnya.
“Ibu kamu melahirkan kamu
bukan sebagai pengecut. Takdir ada untuk kamu hadapi. Cobaan Tuhan ada untuk
kamu lewati. Kalau kamu hanya bersembunyi dengan tameng sakit hati, mana bisa
kamu bangkit lantas berlari?” Pamannya melontarkan tanya, yang bahkan tak bisa
Damar jawab.
Benar.
Dia mungkin seorang
pengecut. Selama ini dia selalu bersembunyi dari kenyataan bahwa ia mungkin ditinggalkan. Bahwa mungkin ia akan
hidup sendirian. Ia hidup dalam delusi bahwa semuanya adalah selamanya. Nyatanya, apa yang terjadi
hanyalah fana.
“Paman lihat nilai kamu,”
tutur si paman tiba-tiba. Damar terkekeh, kembali ke realita. “Kalau Ibu lihat,
beliau pasti menceramahi saya habis-habisan,”.
“Karena ia peduli,”.
“Saya tahu,”.
“Kalau begitu perbaiki,”.
Damar mengernyitkan
kening. “Apa?” tanyanya tak mengerti. “Perbaiki nilai kamu. Jangan buat ibu
kamu kecewa untuk kedua kali,” jelasnya. Damar membisu, kembali merasa perih.
Kata-kata pamannya menampar si adam dengan keras.
Dia belum membanggakan, tapi sudah ditinggalkan.
“Hari ini berat, Paman
tahu. Kamu bukan hanya di redam kecewa, tapi juga luka. Namun jangan sampai
tenggelam. Luka ada untuk membina kamu jadi pribadi dewasa. Biar cerita hari
ini, di simpan untuk hari ini. Kamu harus ingat, ya, kamu masih punya esok
untuk di kejar. Jadi semangat, ya? Untuk dirimu, dan untuk ibumu,”.
Selesai dengan
wejangannya, sang paman berdiri. Berlalu masuk ke ruang tengah, mengambil
posisi serta memulai aksi mengaji serta berdoa.
Damar masih membeku.
Napasnya terhela, lebih ringan dari sebelumnya. Bebannya terangkat tanpa sadar,
membuat dirinya merasa lebih baik.
Iya. Biar hari ini jadi
memori untuk dikenang, bukan untuk menjadi bahan isolasi diri. Damar tidak bisa
hanya diam berpangku tangan, menyalahkan diri dan mendeklarasikan dirinya
sebagai manusia paling tidak berguna sepanjang masa.
Waktu bergerak dan
tiap-tiap individu juga begitu. Damar hari ini bisa saja bukan lagi ‘Damar’ di esok hari. Hanya perlu sedikit
usaha, agar dirinya bisa jadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.
Menarik napas panjang,
menikmati detik terakhir di hari Jum’at, Damar mengikhlaskan segala. Ia
bangkit, melangkah besar-besar menuju ruang tengah. Tangannya meraih kitab
suci, mengucap basmallah dan mengucap
bait-bait surat cinta dari Tuhan.
Ia sudah siap memulai hari barunya.
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallenge
#100katabercerita
#pendidikbercerita
#warisanAISEI
#KomunitasSejutaGuruNgeblog
#AISEIInsiraAction
#KelasKreatif
#KOGTIK
#KomunitasSejutaGuruNgeblog(KGSN)
Bagus bgt cerpennya
BalasHapusMantul, Novelis. pengen bikin novel cintaku, hehehe
BalasHapusBagus sekali
BalasHapusKeren Bu cerpennya.
BalasHapusSukses selalu tuk putri dan bundanya...
D tunggu cceruta slnjutnya..smngat damaar..
BalasHapus