Jatianagor, 13 April 2021
WAJAHNYA MULUS,
TAK SEMULUS JALAN HIDUPNYA
Maaf, ya Sahabat. Saya kasih judul itu. Gimmick penulis.
Dia adalah sahabatku di SMP, SMA dan Kuliah. Usianya di bawahku satu tahun.
Namanya Diyah Indriani Mudjazin. Saya harus nulis lengkap namanya. Terkadang
dia cukup bawel untuk urusan tulisan.
Dari SMP, dia memang anak yang aktif indeed sebagai pengurus Osis,
Graduation, reunian memang jadi makanan setiap harinya. Naik tingkat ke SMA
kami justru di arahkan sekolah untuk ambil jurusan Fisika (A1) waktu itu. Dia
ditempatkan di kelas A1 4 dan saya A1 3 yang isinya laki-laki semua; perempuan
hanya segelintir. Dia bukan hanya pengurus Osis SMAN 39 Cijantung tetapi juga
sebagai pengurus kepramukaan. Karena dia pengurus Osis yang juga jago Tari
Nusantara ini, dipercaya mengurusi bagian acara meskipun Cuma kurcaci aja. Tapi
sukses mengajak saya yang memang hobi menari untuk membawakan tarian dari
Sulawesi, dia yang mengajarkan juga. Hebatkan. Otaknya juga encer soal
matematika dan fisika. Dia juga belajar Silat Merpati Putih bersama dengan saya, sayangnya dia hanya sampai di tingkat merah dan tidak dilanjutkan.
Tahun kelulusan kami di SMA yaitu tahun 1987. Saya dan
dia sama-sama tidak lulus SNMPTN tahun itu. saya masuk swasta jurusan Sastra
Inggris, dia ambil jurusan Diploma Bahasa Arab UI. Setahun berikutnya dia
mengikuti saya kuliah di Universitas Nasional mengambil Sastra Inggris. Jadi
dia kuliah di dua tempat saat itu, sebelum kami bekerja part time dalam event
organizer untuk menghadapi Ramadhan tahun itu bersama ICMI dan Republika dengan
mahasiswa/mahasiswi Universitas Indonesia dari jurusan yang lain. Iin begitu
dia saya panggil. Dia juga yang memperkenalkan saya dengan group Radio Amatir
yang mainnya pakai HT, gitu, dan
bagaimana menjadi penyiar radio. Kita sempat juga merencanakan pembuatan cerita
untuk sebuah novel. Sayangnya, setelah setengah jalan, dia sempat jarang
bertemu lagi dengan saya. Karena saya pindah ke Bandung setelah diterima
mengajar di sebuah sekolah.
Kalau diceritakan mengapa dia sengaja menyibukan diri
dengan bekerja, menulis puisi, membaca, nonton drama korea, berorganisasi atau
berniaga sungguh menyedihkan tetapi membuat saya terinspirasi untuk bekerja lebih
baik dan bersyukur pada Allah. Itulah yang juga selalu disampaikan dia ketika
perjalanan hidup mendera.
#AISEI WritingChallenge
#InsprasiKartini
#KurikulumNgumpet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
your opinion