Jatinangor, 2 April 2021
KEBERKAHAN MELAYANI ORANG TUA
Usianya
masih 49 tahun baru ulang tahun alias milad akhir bulan Kemarin. Dia adalah
adikku, lahir empat tahun lebih muda dari ku. Putra-putrinya sudah empat orang.
Meskipun berat dia tetap bergerak sebagai ibu rumah tangga yang kreatif.
Saat
Ramadhan tiba setiap tahun ketika dia baru memiliki anak dua orang, dia
mengajarkan anak-anaknya untuk sholat dan puasa dengan memberikan gambar kartun
di pintu masuk rumah dan kamar anak-anaknya ditambah kata-kata “Marhaban ya
Ramadhan”. Saya kira semua orang juga
berusaha seperti dia untuk memperkenalkan agama yang dipercaya kepada
anak-anaknya. Sepertinya biasa dialami oleh ibu-ibu.
Bagi
saya dia adalah adik yang menginspirasi kesholehan hati yang luar biasa.
Mengapa saya mengatakan itu?
Ketika
kakak-kakaknya bekerja menyebar di beberapa kota di jawa. Tanggungjawab
perkembangan kesehatan orang tua dia yang menangani. Dia lulusan IT dari
Universitas Gunadarma Jakarta, pernah mengajar IT. Tetapi karena kebutuhan
mengurus orang tua yang sakit karena tua dan karena penyakit ganas, dia
bersedia mencari tahu semua permasalahan dan dibagikan kepada kami kakak-kakaknya. Hingga di akhir kehidupan orang tua kami, semua kakak-kakaknya
ini merasa berhutang kepadanya dan bahagia memiliki adik yang penuh pengertian.
Tidak
hanya itu, kesabaran yang luar biasa menghadapi orang tua yang pikun bahkan
terkadang lupa dan menyalahkan dirinya mampu dia hadapi dengan tenang dengan
dukungan suaminya. Pasang surut kehidupan berkeluarga dijalani dengan berani
apalagi bila berhubungan dengan masa depan anak-anaknya.
Menangani
orang tua yang pikun, dengan berpenyakit buat saya sesuatu yang benar-benar sulit
terbayangkan. Tangis air mata menghadapi omelan, luapan emosi, kejahilan, dan
rujukan mereka, menjadi hal yang harus dilewati olehnya dan suaminya dalam
mengurus orang tua. Ketika sudah tidak kuat baru dia dan suaminya berbagi dengan
kami.
Keberkahan
selalu menghampiri dia dan keluarga kecilnya karena dia mengajarkan pada semua
anak-anaknya bagaimana merawat orang yang sudah tua. Saya sangat iri melihatnya
bisa merawat orang tua dengan baik karena pekerjaan. Alhamdulillah Allah berikan
kesempatan saya juga berbakti kepada Ibu dan bapak saat mereka sudah tidak
mampu berbicara, berjalan, dan bersikap normal seperti manusia muda pada
umumnya. Kebetulan adikku waktu tu sedang mengurus anak-anaknya yang baru masuk
Universitas dan yang lain masuk SMP. Jadilah saya, ijin bahkan keluar dari
pekerjaan karena Allah menempatkan saya pada pekerjaan yang mulia. Betapa
senangnya saya saat itu meski di sisi lain saya tidak punya pekerjaan pasti.
Hidup saya terasa berarti.
Biasanya
orang yang sudah tua sering terlupakan untuk dirawat, dipahami, dan disayang.
Adik saya Tetra Rahmadini, S.Kom., mampu membuktikan bahwa rahmat Allah dapat
dicari dari melayani orang tua bukan sebaliknya bahkan menghitung pelayanan
kepada mereka dengan nilai uang. Masya Allah. Semoga pembaca dihindari dari
keburukan hal seperti ini. Semoga adikku dan teman-teman yang menyayangi orang
tua dan menjaga mereka selalu mendapatkan keberkahan Allah yang sangat luar
biasa.
#AISEI WritingChallenge
#InsprasiKartini
#KurikulumNgumpet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
your opinion