Mengenai Saya

Foto saya
I love writing, learning, cooking, watching some cartoon films such, sponge Bob, naruto, the legend of Aang.

Minggu, 17 Januari 2021

#Day13Jan2021AISEIWritingChallange“JAJANUNTUKBERPIKIR”;"BERPIKIRUNTUKJAJAN"SEBUAHDILEMA-PEMETAAN PENGETAHUAN KONSEP

 



“JAJAN UNTUK BERPIKIR" atau "BERPIKIR UNTUK JAJAN" 

SEBUAH DILEMA,

PEMETAAN PENGETAHUAN KONSEP


“Mang .. cireng, gehu sama lontong lima ribu“ teriak seorang siswa SMP.

“Siap”  Tukang gorengan pinggir jalan langsung sigap melakukan yang diminta pelanggan.

Kondisi di atas biasa dilihat dan dialami tiap orang; itulah keadaan ketika seseorang jajan. Orang tersebut memutuskan untuk memakan camilan yang dibeli di luar rumah, sama dengan dia jajan. Apa yang dimaksud Jajan?

Ternyata makna yang tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring menyebutkan bahwa “Jajan” memiliki makna sempit dan makna luas. Makna sempitnya yaitu membeli makanan di warung atau luar rumah. Sementara makna luasnya dapat menjadi bermain perempuan.

 Jadi jajan secara umum adalah membeli makanan (nasi atau makanan ringan) di luar rumah/warung. Selanjutnya ketika Jajan untuk berpikir dilakukan oleh seorang siswa TK/SD, dia akan melihat kebutuhan untuk membeli benda yang disukai dengan uang yang dimiliki. Siswa itu pasti akan menggunakan pikirannya untuk mendapatkan informasi tentang harga, kuantitas, kualitas dari barang secara sederhana tersebut dengan konsep dasar. Berpikir kritis tentang sesuatu hal “Jajan”



Bahkan pengaruh orang di sekitarnya bisa membuat anak berpikir ulang ketika akan membeli sesuatu yang diinginkan. Pergulatan pikiran seorang anak dalam berpikir tentang apa yang akan dibeli tergantung ketetapan hati melalui pengetahuan dasar berpikirnya dari seorang ibu/ayah/orang tua. Apabila positif maka pembelajaran berpikirnya akan menjadi kuat secara positif tentang “jajan”, begitupun sebaliknya. Ini terjadi karena siswa TK/SD masih mencari bentuk dasar konsep berpikir dari “jajan”. Latihan berpikir “bijak” dan mengendalikan hawa nafsu perlu diperkenalkan sejak dini.

Berbeda bila Jajan dilakukan oleh siswa SMP/SMA. Konsep pertanyaan yang akan digali olehnya pasti berbeda. Jajan arti sempit, dilakukan karena terdesak kebutuhan dirinya terhadap konsumsi berpikir dari apa yang digali di dalam kelas atau di sekitarnya. Terkadang, Pemikiran yang menggelitik diupayakan mereka untuk mencoba “Take a journey”. Oleh karena itu harus Hati-hati dan bijak mengarahkan mereka. Apabila tidak diarahkan lebih baik, dia akan berpikir tentang “Jajan” dalam arti luas. Astagfirullah! Berpikir bersabar dan bijak mempertimbangkan hal secara positif.

Saya kira manusia membutuhkan sesuatu yang disebut “jajan”. Manusia menggunakan otaknya untuk berpikir sebelum melakukan jajan. 

1.   Maka tercetus pertanyaan di dalam benak, apa manfaat jajan?    

2.   Dimana sebaiknya kita jajan?

3.   Bagaimana membatasi jajan?

4.   Apakah ada hubungan jajan dengan kecerdasan?

Jajan secara khusus menekankan tentang membeli makanan yang digunakan untuk menambah asupan pada tubuh melalui zat yang terkandung di dalam jajanan tersebut agar tubuh tetap sehat dan memiliki imun yang baik. Kebersihan jajanan dan tempat penjaja makanan seharusnya menjadi pengetahuan yang diberikan pada anak selain kenikmatan di lidah.

Dengan kandungan gizi yang diperlukan sebelum makan siang atau malam, dapat diukur berdasarkan kebutuhan asupan untuk beberapa waktu. Jika tidak cermat, maka kesehatan lambung menjadi taruhan.

Memberikan pengetahuan dasar “jajan” untuk anak-anak sebagai bentuk berpikir untuk jajan. Apakah jajan itu diperlukan atau tidak; tergantung pengetahuan dan kebutuhan orang tersebut (anak).

Tidak salah jika semakin dewasa, manusia terkadang membutuhkan jajan setelah dia berekplorasi dalam kegiatan bekerja. Energi yang terkuras dalam bekerja terkadang membuat mereka harus melakukan Jajan meskipun telah membawa kudapan dari rumah.

Dilema pemetaan konsepnya dimana? Dilema manusia tentang “jajan” untuk berpikir atau berpikir untuk “jajan”. Semuanya mengacu pada penekanan Jajan dan pemetaan pola pikir seseorang. 

Ø  Contoh di bawah ini, mungkin yang pernah terjadi:

    Berpikir untuk Jajan

               Rodiah sudah sarapan pagi di rumah, ketika ada kudapan yang dibawa oleh temannya. Dia tertarik. Dia pasti menanyakan

1.   Beli dimana?

2.   Enak atau tidak?

3.   Berapa harganya?

4.   Apa saja kandungan dari jajan itu?

Sebagai bahan rujukan pikirannya; apakah akan membeli atau tidak, jajanan tersebut. Apa lagi setelah diketahui apa yang terkandung di dalamnya; bagaimana pengolahannya dan kondisi tempat pembuatan; penjajanya; higienis atau tidak, harga terjangkau atau tidak. Adalah pengaruh positif dalam berpikir.

Jelas di ilustrasi ini menggambarkan bagaimana manusia memetakan sebuah konsep yang berhubungan dengan “Jajan”, Dia sudah berpikir kritis tentang suatu hal tanpa sadar.

Jajan untuk Berpikir

 Budi, Santi dan beberapa orang lain bekerja di sebuah sekolah yang hari itu harus lembur karena sekolah mengadakan kegiatan open recruitment bekerjasama dengan industri. Begitiu banyak pekerjaan yang harus dilakukan. 

 Di tengah pekerjaan, hampir semua mengatakan lapar. Mereka sepakat untuk membeli beberapa kacang panggang, sereal, yoghurt kraker, buah-buahan, oatmeal.

Ternyata, snack yang dibeli di atas adalah jenis makanan yang memang dianjurkan ketika seseorang melakukan kerja lembur. Halodoc dalam www.halodoc.com/artikel/6-cemilan-sehat-untuk-lembur-di-kantor

Pada saat kerja lembur, produktivitas berpikir meningkat agar tetap berenergi dan gula dara tetap stabil; dibutuhkan camilan dengan karbohidrat berprotein tinggi, serat, nutrisi sehat, mengenyangkan, dapat menunda rasa lapar, menyehatkan pencernaan, segar, mudah mendapatkan, rendah glikemik dan mengenyangkan lebih lama. 

Untuk jajanan yang memiliki kandungan gizi yang baik, tentu akan membuat kebutuhan perbaikan sel-sel dalam tubuh setelah melakukan pekerjaan agar dapat terpenuhi secara baik.    

 Pendalaman konsep jajan bagi kebutuhan yang dimiliki seorang manusia merupakan kecerdasan lain yang tergali secara sadar atau tidak.

 Setidaknya manusia seharusnya mengingat bagaimana merawat apa yang Allah berikan dari tubuh manusia dengan mengkonsumsi makanan yang baik, sehat dan dibutuhkan oleh tubuh.

         Hubungan dengan konsep berpikir dan jajan yaitu apabila seseorang dengan keinginan “jajan” mampu membuatnya berpikir lebih khusus tidak lagi umum untuk diambil manfaat yang besar bagi tubuh (diri sendiri) dan lingkungan (orang lain) secara positif; berarti dia telah menggunakan otaknya untuk berpikir dalam sebuah kehidupan. Ini berguna untuk bertahan hidup lebih baik.

 

 

Daftar Pustaka

1.       www.halodoc.com/artikel/6-cemilan-sehat-untuk-lembur-di-kantor





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

your opinion