SUATU HARI, SAAT ISTIRAHAT SETELAH
WORK FROM OFFICE (WFO)
Mulai mengajar di sekolah saat setelah
diberlakukan lagi work from office (WFH) adalah jam 07.10 sampai dengan
12.00. Ketika lelah mengajar di hadapan
komputer dan gawai yang terus berbunyi “knock..” tiap kali ada notifikasi,
biasanya kita sholat dhuhur sambil tiduran di mushola. Lumayan untuk meluruskan
punggung yang sekitar 6 jam tidak bergerak.
Untuk
memberikan semangat menunaikan tugas, teman kami kadang menjadi chef dadakan,
cerdas sekali dengan membuatkan masakan suki ala beliau yang rasanya enggak
kalah “Endoss” dengan yang dijual di Suki terkenal. Kalau di suki resto, satu
rantang isinya sayur dan macam-macam baso dari ikan, kepiting, cumi dan
seterusnya bisa mencapai 30 sampai dengan 50 ribu per orang. Lihat sendiri di foto itu berapa banyaknya
suki yang dibuat teman kami itu. Harga udunan
untuk membeli bahannya pun tidak terlalu mahal. Yang penting Happy dengan kebersamaan.
Botram
siang itu jadi sangat menyenangkan karena ada tambahan minuman Thai tea juga
buatan teman kami yang lain. Ibu-ibu ini adalah guru yang benar-benar berjuang
di masa pandemi untuk tetap menyemangati diri dengan ikhlas. Salah satu
komunikasi yang baik yang mungkin perlu diacungi jempol. Tidak hanya itu,
mereka berbagi ilmu apa saja sambil menikmati menu botram.
Apa
sih botram? Botram, orang sunda
memang selalu mengatakan itu saat makan bersama; bisa dilakukan dengan cara udunan (patungan) untuk membeli
makanannya atau membawa bagian masing-masing dari rumah; ada yang membawa
nasi saja, ada sayurnya, dan lauk dikumpul
menjadi satu lalu makan bersama.
Kadang
ada orang-orang mengatakan “hayu urang ngaliwet”; kata Ngaliwet berbeda dengan Botram.
Ngaliwet berarti jenis makanan yang
dibuat. Jenis makanan ini biasanya berhubungan dengan beras dimana beras yang
ditanak diberi berbagai rempah seperti Daun salam, lengkuas, sereh, garam, cabe
diiris menyerong, bawang merah dan bawang putih juga diiris sesuka hati kalau
ingin gurih bisa diberi santan. Dibiarkan sampai matang didalam kuali yang
tertutup dan berkerak dibawahnya. Ngaliwet biasanya diberikan sentuhan lauk
seperti tahu, tempe, ikan asin dan lalap. Jangan lupa Jengkol, Petai, kerupuk
plus sambel terasi, tidak boleh terlewat untuk versi resto yang lengkap.
Anak-anak muda yang biasa berpetualang
(Camping), menggunakan cara menanak nasi Ngaliwet
ini. Selain simple, murah pula.
#30hariAISEIbercerita
#AISEIWritingChallenge
#100katabercerita
#pendidikbercerita
#warisanAISEI
#KomunitasSejutaGuruNgeblog
#AISEIInsiraAction
#KelasKreatif
#KOGTIK
#KomunitasSejutaGuruNgeblog(KGSN)
Enaknya ngeliwet...
BalasHapusJadi mau ke rumah mertua, kalo urusan ngeliwet mertua paling jago....
hehehe
Ada jg yg sebut
BalasHapusNasi gonjleng....
Terlihat enak euy, bokeh ikut botramnya bu
BalasHapusOh..baru tau ada botram😁
BalasHapusJadi tahu bhs sunda dikit2 😁
BalasHapusWah seru lihatnya makan bersamaa, sedap kliatannya!
BalasHapus